SOLOPOS.COM - Peluncuran 'jagi peken' di Pasar Beringharjo Jogja, Senin (3/11/2014). (Nailatus Sukriya/JIBI/Harian Jogja)

Harianjogja.com, JOGJA—Dinas Pengelolaan Pasar Koga Jogja kembali menghidupkan tradisi Jagi Peken alias menjaga pasar tradisional agar budaya gotong-royong tak luntur. Jagi Peken diluncurkan kembali di Pasar Beringharjo, Senin (3/11/2014).

Salah satu tradisi yang dihidupkan kembali yaitu pemukulan kentongan yang dilakukan setiap pukul 16.00 WIB yang mewujudkan pengumuman atau penanda akan ditutupnya transaksi perdagangan di pasar.

Promosi Meniti Jalan Terakhir menuju Paris

“Jadi yang namanya tradisi itu harus dilestarikan dan dijaga, dulu 1960 setiap jam empat ada petugas pasar memukul kentongan dengan berkeliling pasar menandakan pasar akan ditutup, namun pada 1980 tradisi itu hilang. Makanya hari ini, tradisi tersebut akan kami hidupkan kembali,” kata Kepala Dinas Pengelolaan Pasar Kota Jogja, Marsution Tonang.

Tradisi pemukulan kentongan ini diresmikan secara simbolis dengan pemukulan gong, dan diteruskan dengan mengelilingi pasar yang dipimpin oleh lurah pasar.

Selain itu, dalam acara tersebut para penjual berkomitmen menggunakan pakaian tradisional setiap Kamis Pahing. “Penggunaan pakaian tradisional adalah sebagai salah satu daya tarik pengunjung,” katanya.

Asisten Sekretaris Daerah Bidang Hukum dan Pemerintahan Kota Jogja Achmad Fadli berharap pasar tradisional mampu mempertahankan suasana tradisionalnya, bisa mengadopsi pasar modern yang bersih dan nyaman serta mampu bersaing dengan pasar modern.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya