SOLOPOS.COM - Suasana di Pasar Cokrokembang, Desa Wukirsari, Kecamatan Cangkringan, Rabu (2/11/2016). (Arif Wahyudi/JIBI/Harian Jogja)

Pasar Cokrokembang di Sleman ini kondisinya memprihatinkan

Harianjogja.com, SLEMAN – Kondisi memprihatinkan terlihat di Pasar Cokrokembang, Desa Wukirsari, Kecamatan Cangkringan. Pasar belum menunjukkan perkembangan signifikan meski sudah beroperasi lebih dari tiga tahun.

Promosi Mimpi Prestasi Piala Asia, Lebih dari Gol Salto Widodo C Putra

Jumlah pedagang di pasar itu hanya 20 orang. Sementara total los  jumlahnya jauh melebihi pedagang yang biasa menjajakan dagangan di situ.

Imbasnya, aktivitas jual beli di pasar tersebut kurang terlihat. Pantauan Harianjogja.com di tempat itu, pada jam 08.15 WIB, pasar sudah sepi dari segala aktivitas. Semua pedagangnya pun sudah kembali ke rumah masing-masing.

“Pedagang mulai jualan jam 06.30 WIB. Jadi memang cuma sebentar saja jualannya dan sedikit barang yang dibawa karena pasarnya enggak ramai,” papar Saroh, 45, salah satu penjual makanan di pasar itu saat ditemui Harianjogja.com, Selasa (1/11/2016).

Di bagian muka pasar ada tujuh kios yang bisa dimanfaatkan untuk berjualan. Namun yang terisi hanya dua kios. Itu pun menurut Saroh tidak setiap hari buka.

“Kalau pun buka paling cuma setengah hari. Mungkin males karena sepi,” jelasnya.

Adapun Pasar Cokrokembang terletak persis di depan Jalan Geblog-Kaliadem. Pasar ini dibangun setelah terjadi erupsi Gunung Merapi, 2010 lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya