SOLOPOS.COM - Aktivitas di Pasar Kotagede. (Holy Kartika N.S/JIBI/Harian Jogja)

Pasar Kotagede menjadi rujukan para pedagang dan pecinta burung dari seluruh pelosok DIY.

 

Promosi Bukan Mission Impossible, Garuda!

Harianjogja.com, JOGJA-Pasar Legi Kotagede tak hanya dikenal sebagai pasar tradisional yang mampu mencukupi kebutuhan masyarakat di Kecamatan Kotagede dan sekitarnya. Setiap Legi, hari dalam kalender Jawa, pasar ini menjadi rujukan para pedagang dan pecinta burung dari seluruh pelosok DIY.

Pasar Gedhe atau Sargedhe, demikian biasa masyarakat menyebut pasar yang berlokasi tak jauh dari Makam Raja Mataram ini merupakan pasar tertua di Jogja.

Keberadaan pasar ini sudah ada sejak Kerajaan Mataram pertama didirikan sebelum akhirnya terpecah menjadi Kasultanan Ngayogyakarta dan Kasunanan Surakarta.

“Setiap Pasaran Legi, pasar ini semakin ramai. Tidak hanya pedagang sayur tetapi juga pedagang burung yang hanya datang setiap Legi saja,” ujar Wijoyo, salah satu warga setempat kepada Harianjogja.com, Selasa (11/4/2017).

Pasar ini begitu lengkap, ratusan pedagang sayur mayur, daging ayam dan daging sapi maupun pedagang jajanan pasar menetap di dalam pasar. Sedangkan beberapa pedagang bahan pokok dan sayuran lainnya berada di luar pasar.

Setiap pasaran Legi, para pedagang burung mengelompok di sisi barat pasar. Ganjar, salah satu pedagang burung dara asal Banguntapan, Bantul ini mengaku sudah 30 tahun berjualan burung di pasar tersebut.

“Sudah 30 tahun saya jualan burung dara di pasar ini. Memang hanya setiap Legi saja saya jualan di sini, kalau hari lain biasanya melayani di rumah,” ujar Ganjar.

Ada berbagai macam jenis burung yang dijual para pedagang di pasar ini. Bahkan, sebagian besar dari mereka bukan sekadar pedagang burung, tetapi pecinta burung yang menjadikan hobi sebagai usaha.

Wagiyo Budianto, warga Imogiri, Bantul ini juga sudah puluhan tahun menjual aneka burung hias di pasar ini. Di antaranya Burung Perkutut, Burung Kosa Kosa hingga Burung Mantenan. Harga burung hias yang dijual di pasar ini juga beragam dari puluhan ribu rupiah, hingga ratusan ribu rupiah bahkan jutaan rupiah, tergantung jenis dan keunikannya.

“Memang setiap Legi ramai, tetapi paling ramai kalau pasaran Legi jatuh pada Hari Minggu,” imbuh Wagiyo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya