SOLOPOS.COM - Pasar Sentolo JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto

KULONPROGO-Setelah sempat terkatung-katung beberapa waktu lamanya, pemerintah Kabupaten Kulonprogo akhirnya meresmikan Pasar Seni Sentolo, Jumat (28/6/2013). Untuk melindungi potensi produk lokal, Pemkab melarang produk impor bisa hadir di pasar itu.

Camat Sentolo, Aspiyah, di era 1980-an kios seni ini sudah dirintis namun perkembangannya belum begitu pesat. Pada 2008 silam sudah terbentuk Koperasi Tugu Binangun dan mulai diramaikan untuk pusat kerajinan bagi wisatawan, namun belum memuaskan hasilnya. Saat ini Koperasi Tugu Binangun bisa mengampu 500 pengrajin.

Promosi Yos Sudarso Gugur di Laut Aru, Misi Gagal yang Memicu Ketegangan AU dan AL

Harapannya ke depan pasar seni ini bisa berkembang lebih baik lagi, apalagi pemkab sudah memfasilitasi dengan membangun tujuh kios, diiringi dengan swadaya oleh pengrajin dengan membangun sembilan kios, sehingga total semuanya ada 24 unit, termasuk 1 unit musala dan informasi, dan 22 kios penjualan.

Aspiyah menjelaskan bahwa ada tiga jenis usaha dilakukan di pasar ini, yaitu usaha yang menampilkan antara 70-80% adalah kerajinan asli Kulonprogo, kerajinan dari luar Kulonprogo antara 20-30%, dan kuliner.
Dalam memasarkan produknya, perajin memiliki motto yaitu 3T (Terbaik, Terlengkap, Termurah). Ke depan, karena di belakang pasar seni masih ada 1700 meter persegi maka tanah bisa dimanfaatkan lagi untuk perkembangan pasar seni.

“Untuk memaksimalkannya lagi, mohon diberi drainase di tempat parkir, karena kalau hujan airnya menggenang. Pasar ini juga perlu lampu penerangan, karena kondisinya gelap sehingga tidak bisa terlihat dengan baik dari jalan, termasuk papan nama yang jelas dan gerbang,” ujar Aspiyah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya