Jogja
Kamis, 14 Juli 2016 - 18:20 WIB

PASAR SENTOLO : Masih Sepi, Paling Ramai Lima Pengunjung Setiap Hari

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kios kerajinan di Pasar Sentolo masih sepi pembeli meski sudah dibuka sejak beberapa bulan lalu. Sebagian besar kios bahkan nampak tutup meski aktivitas pasar sudah dimulai, Rabu (13/7/2016).(Sekar Langit Nariswari/JIBI/Harian Jogja)

Pasar Sentolo Kulonprogo masih saja sepi.

Harianjogja.com, KULONPROGO — Nasib sejumlah kios kerajinan di Pasar Sentolo masih miris meski

Advertisement

telah berbulan-bulan buka. Pembeli yang datang selama ini hanya mengandalkan kunjungan resmi dari tamu-tamu pemerintah.

Kios tersebut merupakan pinjaman dari Dinas Perindustrian Perdagangan dan ESDM Kulonprogo. Pengrajin yang menempati kios hanya diminta membayar biaya kebersihan dan listrik tiap bulan. Meski demikian, kios tersebut tetap sepi dari pembeli meski sudah dibuka selama beberapa bulan. Bahkan, sebagian besar kios kerajinan tutup meski aktivitas perdagang di pasar mulai menggeliat kembali.

Advertisement

Kios tersebut merupakan pinjaman dari Dinas Perindustrian Perdagangan dan ESDM Kulonprogo. Pengrajin yang menempati kios hanya diminta membayar biaya kebersihan dan listrik tiap bulan. Meski demikian, kios tersebut tetap sepi dari pembeli meski sudah dibuka selama beberapa bulan. Bahkan, sebagian besar kios kerajinan tutup meski aktivitas perdagang di pasar mulai menggeliat kembali.

Hanya ada dua kios yang tetap buka meski tak tampak satu pun pembeli yang datang. Esti, salah satu penjaga kios mengatakan bahwa beberapa kios memang belum buka sejak libur Lebaran. Selain itu, ia menjelasan memang tidak banyak pembeli yang datang sehari-harinya.

“Paling ramai ketika sebelum Lebaran, sekitar lima pembeli setiap harinya,”jelasnya, Rabu (13/7/2016).

Advertisement

Omzet Menurun

Hal serupa juga dinyatakan oleh, Novi, penjaga kios batik di lokasi yang sama. Ia menyebutkan paling banyak mendapatkan omzet sebesar Rp5 juta tiap bulannya selama berjualan di pasar percontohan tersebut.

“Itu pun jarang sekali dapat sampai segitu,”ujarnya. Umumnya, omzet kios tersebut hanya mencapai Rp1,5 juta per bulan.

Advertisement

Adapun, omzet yang didapatkan sebagian besar bergantung kepada tamu-tamu yang biasanya dibawa Pemkab Kulonprogo. Tamu-tamu yang berasal dari kalangan pemerintahan ini biasanya berbelanja batik sebagai cinderamata saat berkunjung. Padahal, tamu jenis ini tidak setiap minggu datang. Novi menyebutkan biasanya tamu pemerintah hanya datang 1-2 kali setiap bulannya.

Sejumlah kegiatan yang pernah diadakan di pasar ini pun menurutnya tidak efektif mendongkrak jumlah pengunjung apalagi pembeli. Ketika kegiatan berlangsung, pengunjung sekadar melihat-lihat. Terlepas dari itu, ia mengatakan aktivitas di Pasar Sentolo mulai berakhir sekitar pukul 13.00 WIB. Beberapa kios kerajinan sendiri buka sejak pukul 09.00 WIB hingga 15.00 WIB meski seringkali sepi pengunjung.

Mengenai sejumlah kios yang tutup, Novi memaparkan sebagian besar kios dijaga oleh pemilik merek ataupun pengrajinnya langsung. Karena pembeli yang masih sepi, kios-kios tersebut hanya dijaga beberapa kali dalam seminggu. Seringkali, pengrajin hanya datang dan membuka kiosnya ketika ada pembeli yang akan datang dan sudah janjian sebelumnya. Sedangkan beberapa kios lainnya memang dijaga oleh pegawai yang digaji oleh pemilik produk.

Advertisement

Esti memprediksi kemungkinan hal tersebut dilakukan karena sepinya pembeli sehingga sejumlah pengrajin lebih memilih berkegiatan di tempat lainnya dibanding menjaga kios. Ia sendiri mengaku sering bingung menjaga kios yang sehari-harinya sepi pembeli. Karena itu, ia berharap pemerintah mengupayakan agar Pasar Sentolo ramai pengunjung.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif