Jogja
Rabu, 23 Maret 2016 - 17:20 WIB

PASAR SENTOLO Masih Sepi Pengunjung

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kios di Pasar Sentolo sepi pengunjung, Selasa(22/3/2016). (Sekar Langit Nariswari/JIBI/Harian Jogja)

Pasar Sentolo di Kulonprogo masih sepi pengunjung

Harianjogja.com, KULONPROGO – Sejumlah pengrajin mendapat jatah kios di Pasar Sentolo yang diberikan oleh Dinas Perindustrian dan ESDM Kulonprogo sejak beberapa waktu terakhir. Namun, kondisinya masih sepi sehingga masih perlu banyak promosi untuk meningkatkan jumlah kunjungan.

Advertisement

Selain beberapa komoditas yang sudah tersedia, kini Pasar Sentolo juga dilengkapi dengan kios produk kerajinan buatan pengrajin Kulonprogo seperti batik, tas rajut, kerajinan kulit, dan anyaman serat alam.

Agus Faturohman, salah satu pemilik kios batik menjelaskan bahwa kios tersebut didapat secara cuma-cuma dari pemkab Kulonprogo. Para pengrajin hanya diminta untuk membayar biaya retribusi setiap bulannya tergantung besaran kios yang ditempati.

“Saya membayar biaya retribusi sekitar Rp120.000 per bulan,” ujarnya saat ditemui di Pasar Sentolo, pada Selasa (15/3/2016). Jumlah ini meliputi biaya retribusi Rp250 per meter persegi per hari ditambah dengan biaya listrik yang digunakan.

Advertisement

Meski biayanya yang harus dikeluarkan tergolong ringan, Agus memaparkan bahwa selama menempati kios barunya ia belum dapat meraup untung. Ia sendiri baru menjual sekitar lima lembar batik yang kebanyakan dibeli oleh tamu pemkab yang dibawa berkunjung ke pasar tersebut.

Pasalnya, tak banyak pengunjung yang datang ke pasar yang terletak di sisi jalur utama menuju Kulonprogo ini khususnya untuk membeli batik. Ia sendiri memahami kondisi tersebut karena mengetahui sepinya penunjung di pasar ini.

Apalagi, sejumlah pedagang sayur dan kebutuhan pokok yang sudah berjualan di pasar tersebut selama dua tahun sebelumnya pun menurutnya belum mendapatkan keuntungan.

Advertisement

Agus sendiri mengambil kesempatan yang ditawarkan pemkab karena tidak ada harga sewa yang dibebankan. Ia menyebutkan bahwa jika harus membayar sewa kios tersebut mungkin ia memilih untuk tidak membuka kios di pasar tersebut.

Karena itu, selama satu bulan menempati kios tersebut kebanyakan waktunya masih digunakan untuk melakukan penataan produk. Produk batiknya sendiri selama ini sudah cukup dikenal dan  memiliki beberapa toko yang terletak di Wates dan Lendah, Kulonprogo.

Berdasarkan pantauan Harianjogja.com, pasar tersebut masih sepi dari pengunjung. Tak banyak warga yang datang untuk membeli kebutuhan pokok apalagi produk kerajinan.

Sejumlah pedagang hanya sekedar duduk di depan kios atau los mereka sambil menunggu pembeli. Meski hari menjelang siang, nampak beberapa kios masih tutup dan beberapa los lainnya kosong.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif