SOLOPOS.COM - Sejumlah pedagang ayam tengah melakukan transaksi dengan pembeli di Pasar Terban, Selasa (30/5/2017). (Holy Kartika N.S/JIBI/Harian Jogja)

Pasar tradisional Jogja di Terban dikenal untuk dagangan ayam hidup.

Harianjogja.com, JOGJA — Berada di kawasan perkotaan, Pasar Terban merupakan salah satu pasar tradisional yang berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan pokok warga di Kelurahan Terban, Kecamatan Gondokusuman, Jogja. Namun, pasar ini lebih dikenal sebagai Pasar Ayam, karena banyak pedagang ayam dari berbagai daerah di DIY dan Jawa Tengah yang datang untuk menjual ayam hidup.

Promosi Komeng The Phenomenon, Diserbu Jutaan Pemilih Anomali

Pasar yang memiliki luasan lebih dari 7.000 meter persegi ini memiliki beberapa los pedagang. Sebagian besar adalah kios atau lapak pedagang ayam yang menjual berbagai jenis ayam. Para pedagang ayam di pasar ini tidak hanya berasam dari wilayah DIY, tetapi sebagian besar dari wilayah Boyolali, Sukoharjo dan beberapa daerah lainnya.

Marzuki, salah satu pedagang di pasar ini mengaku sudah lebih dari 20 tahun menjual ayam-ayam hidup di pasar ini.

“Dari anak-anak saya masih kecil, sampai sudah selesai pendidikannya, saya sudah jualan di sini,” ujar Marzuki saat ditemui Harianjogja.com, Selasa (30/5/2017).

Perempuan paruh baya asal Boyolali itu mengaku jumlah pedagang ayam di pasar ini sudah semakin berkurang. Kini, hanya tampak beberapa pedagang yang masih menggelar lapaknya untuk memenuhi kebutuhan warga akan ayam hidup, baik jenis ayam kampung, ayam petelur hingga ayam potong.

Mul, pedagang ayam lainnya, sudah belasan tahun selalu datang untuk menjual beberapa ekor ayam ke pasar ini. Selain sebagai pemasok ayam ke pasar ini, Mul mengaku juga menyetorkan ayam-ayam ke sejumlah rumah makan besar di Jogja.

“Saya sudah 16 tahun jual ayam di sini. Saya juga membelikan ayam untuk keperluan rumah makan juga di Prambanan,” ungkap Mul.

Pasar Terban yang berlokasi di Jalan C. Simanjutak nomor 21 ini tak hanya menjadi langganan warga sekitar. Pasar ini juga menjadi rujukan pedagang kuliner yang membutuhkan ayam kampung untuk memenuhi kebutuhan produknya. Faisal, salah satu penjual gudeg mengaku sudah lebih dari 12 tahun menjadikan Pasar Terban sebagai rujukan untuk membeli ayam.

“Karena di sini sentranya ayam hidup, biasanya beli di sini dan sudah langganan sejak 12 tahun lebih. Harga sekarang ini sedang mahal, biasanya beli Rp55.000 sekarang sudah Rp65.000 per ekornya,” ungkap Faisal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya