SOLOPOS.COM - Sejumlah anggota DPRD dari Komisi II melakukan pemantauan kondisi PAsar Kenteng di Desa Kembang, Nanggulan, Selasa (1/12/2015). (JIBI/Harian Jogja/Holy Kartika N.S.)

Pasar Tradisional Kulonprogo, Kenteng rencana akan diperbaiki.

Harianjogja.com, KULONPROGO– Pasar Kenteng di Desa Kembang, Nanggulan tidak cukup menampung seluruh pedagang. Sebagian besar pedagang harus membuka lapaknya di luar los, bahkan pedagang harus saling berlomba datang lebih pagi untuk bisa mendapatkan tempat untuk berjualan.

Promosi Komeng The Phenomenon, Diserbu Jutaan Pemilih Anomali

Koordinator petugas dari Pasar Kenteng, Giyatno mengungkapkan, los yang ada di pasar ini hanya mampu memuat 229 pedagang. Sedangkan, pedagang yang menggelar lapaknya di luar los jumlahnya mencapai 380 orang.

“Kondisi ini sudah berlangsung puluhan tahun. Sejak dibangun tahun 1930, jumlah pedagang sampai saat ini terus bertambah,” ujar Giyatno saat menerima kunjungan kalangan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kulonprogo, Selasa (1/12/2015).

Giyatno mengatakan, pedagang yang tidak tertampung los, banyak yang akhirnya berjualan di pinggir jalan depan pasar, ada pula yang menggelar dagangannya di gang-gang di sela kios. Tak heran jika kondisi pasar saat hari tertentu akan sangat padat, baik oleh pedagang maupun pembeli. Beberapa pedagang yang tidak memiliki kios atau tempat berdagang, banyak yang akhirnya swadaya membuat bango, yakni sejenis lapak berbentuk gubuk kecil dengan memanfaatkan ruang yang masih tersisa di dalam pasar.

Tarti, salah seorang pedagang sayur mengaku sangat tidak nyaman dengan padatnya pasar oleh pedagang. Pasalnya, pasar jadi semakin sempit sehingga tidak nyaman bagi dirinya saat menggelar dagangannya. Padahal, baik pedagang yang berada di dalam los maupun di luar, sama-sama membayar retribusi dengan tarif yang sama, yakni sebesar Rp200 dan uang kebersihan Rp300.

“Kalau hujan, saya semakin repot karena harus menggelar plastik menutup dagangan biar tidak kehujanan,” jelas Tarti.

Untuk bisa mendapatkan tempat yang strategis, para pedagang juga saling berlomba datang lebih pagi. Hal itu dilakukan Suwartiyem, pedagang tempe benguk di pasar tersebut, untuk bisa mendapatkan lokasi yang mudah dijangkau pembeli supaya dagangannya cepat laris.

“Kadang-kadang bisa dapat tempat yang strategis, kadang kalau kesiangan dapat tempat yang sepi pembeli,” jelas Suwartiyem.

Sementara itu, Ketua Komisi II Muhtarom Asrori mengaku prihatin dengan kondisi pedagang dan Pasar Kenteng. Bahkan, bangunan pasar tidak ada perubahan dari tahun ke tahun. Beberapa los juga tampak rusak dan kurang perawatan, sehingga kurang layak untuk menjadi tempat berjualan. Padahal, pasar ini merupakan salah satu pasar terbesar yang ada di Kulonprogo bagian utara.

“Kami akan berkoordinasi dengan eksekutif untuk mengusulkan agar pasar ini dapar segera dibangun dan diperbaiki. Fasilitasnya juga perlu untuk ditingkatkan, agar lebih nyaman, baik untuk pedagang maupun pembelinya,” tandas Muhtarom.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya