SOLOPOS.COM - Seorang pedagang emas Pasar Prambanan hanya tinggal sendiri di lahan relokasi Bokoharjo, Jumat (12/6/2015). (JIBI/Harian Jogja/Bernadheta Dian Saraswati)

Pasar tradisional Prambanan direlokasi, ternyata mayoritas pedagangnya adalah dari luar daerah

Harianjogja.com, SLEMAN-Pasar Relokasi Prambanan tidak sepenuhnya diisi oleh pedagang lokal asal Kabupaten Sleman. Dari sekitar 1.500-an pedagang di pasar relokasi, 59%-nya merupakan pedagang asal Klaten, Jawa Tengah.

Promosi Enjoy the Game, Garuda! Australia Bisa Dilewati

Kondisi ini tidak dapat dihindari mengingat prosedur penempatan di pasar relokasi tidak menggunakan pendataan secara khusus.

“Kemarin memang tidak ada pendataan. Sifatnya umum dan siapa saja bisa masuk. Termasuk pedagang yang jualan di rumah, untuk cari massa [pelanggan], mereka [pedagang asal Klaten] ikut menempati pasar relokasi,” kata ketua Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Prambanan, Zainudin, Senin (5/10/2015).

Selain pedagang Pasar Prambanan yang sudah masuk pendataan 2012, pasar relokasi di Dusun Pelemsari, Desa Bokoharjo, Kecamatan Prambanan itu juga dipenuhi pedagang yang tidak terdaftar. Menurut Zainudin, hal ini tak bisa dihindari. APPSI dan Dinas Pasar Sleman menurutnya hanya bisa menata saat pedagang kembali menempati bangunan pasar yang baru.

Berdasarkan pendataan pedagang Pasar Prambanan tahun 2012, pedagang asal Sleman sekitar 52% dan sisanya dari Klaten. Namun saat menempati pasar relokasi yang terjadi justru kebalikannya. Dari Sleman hanya 41% dan 59% dari Klaten.

Menurut dia, penataan pedagang dengan pemangkasan pedagang dari Klaten sulit dilakukan. Pasalnya hal ini terkait dengan Pasar Prambanan yang terletak di perbatasan. “Prambanan kan ada Prambanan Jogja dan Prambanan Klaten. Meski posisinya di Jogja, tapi pedagang dari Wedi dan Gantiwarno merasa memiliki pasar,” kata Udin.

Sebelumnya, dominasi pedagang asal Klaten di Pasar Prambanan sempat menjadi sorotan DPRD Sleman. Dewan meminta agar puluhan lapak yang masih kosong diperuntukkan bagi pedagang lokal asal Sleman.

Kepala Dinas Pasar Sleman, Tri Endah Yitnani, mengungkapkan akan berupaya menambah kuota pedagang asal Sleman di Pasar Prambanan. Terkait pemangkasan pedagang asal Klaten, hal tersebut tidak mungkin dilakukan. Menurutnya pembangunan Pasar Prambanan bertujuan merevitalisasi bukan membentuk pasar baru.

“Jadi pedagang yang sudah memiliki lapak sebelumnya berhak menempati kembali kios yang dulu menjadi tempat berjualan,” tandasnya.

Hal ini berarti warga Klaten yang sudah berjualan di Pasar Prambanan tetap terdaftar sebagai penghuni di bangunan Pasar Prambanan yang baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya