Jogja
Sabtu, 20 Juli 2013 - 22:10 WIB

PASAR TRADISIONAL : Zona Pedagang di Bantul Segera Dipetakan

Redaksi Solopos.com  /  Maya Herawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto Pasar Tradisional di Bantul JIBI/Harian Jogja/Antara

Foto Pasar Tradisional di Bantul
JIBI/Harian Jogja/Antara

Harianjogja.com, BANTUL-Kantor Pengelola Pasar Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta akan memetakan zona pedagang sesuai jenis dagangan di pasar tradisional Bantul untuk memudahkan aktivitas jual beli.

Advertisement

“Setelah renovasi pasar Bantul ini selesai, maka nantinya akan ada zona pedagang misalnya pedagang pakaian di sebelah mana, sayuran dimana dan daging dimana, ini akan diatur,” kata Kepala Kantor Pengelola Pasar Bantul, Hermawan Setiaji di Bantul, Sabtu (21/7/2013).

Meski demikian, menurut dia pemetaan zona pedagang di pasar Bantul sesuai dengan kesepakatan antar sesama pedagang termasuk penentuan lokasi jenis dagangan agar tidak menimbulkan permasalahan di kemudian hari.

“Jadi nanti masing-masing ketua kelompok akan diundang untuk membahas bersama, yang penting nanti ada zona pedagang agar tidak menjadi satu. Kami serahkan ke pedagang, karena lebih enak “ngetutke” (nuruti) pedagang,” katanya.

Advertisement

Menurut dia, saat ini di pasar Bantul terdapat 560 los yang terbagi dalam 64 blok, kemudian untuk kios yang terdapat di lantai dua sebanyak 100 unit, dengan fasilitas tersebut setidaknya pasar ini bisa menampung sekitar 1200 pedagang.

“Desain baru pasar Bantul akan dibuat satu atap besar dengan harapan dapat mengoptimalkan kapasitas, berbeda dengan sebelumnya yang masih model banyak rumah yang seringkali becek karena kemasukan air pas hujan,” katanya.

Sementara itu, anggota Komisi B DPRD Bantul, Ichwan Tamrin meminta Kantor Pengelolaan Pasar segera melakukan penataan pasar tradisional berdasarkan barang dagangan, karena selain untuk ketertiban, penataan ini juga mampu menjamin kualitas barang yang akan dijual.

Advertisement

“Saya lihat sebagian pasar di Bantul masih kurang tertata, karena hanya pasar-pasar baru saja yang memiliki los-los khusus seperti los daging. Selain itu masih bercampur antara pedagang satu komoditas dengan komoditas yang lain,” katanya.

Meski demikian, kata dia pihaknya mengakui penataan tersebut memang masih sulit selain karena anggaran budaya para pedagang yang susah diatur masih menjadi kendala, karena mereka biasanya ingin berjualan di tempat-tempat strategis di area pasar.

“Sehingga kami berharap dengan upaya pembangunan atau renovasi pasar tradisional semakin memberikan kenyamanan, dan ke depan para pedagang lebih mudah ditata dan diatur sesuai jenis dagangannya,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif