SOLOPOS.COM - Ilustrasi klaster Covid-19. (Freepik)

Solopos.com, SLEMAN — Kasus penularan Covid-19 dari lingkungan pabrik tahu atau klaster pabrik tahu di Kalurahan Banyuraden, Kapanewon Gamping, Kabupaten Sleman, kian meluas. Bahkan dari sekian banyak orang yang terpapar Covid-19 dari klaster pabrik tahu di Gamping, Sleman itu, satu di antaranya tengah hamil atau mengandung.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman, Cahya Purnama, mengatakan awalnya ada 10 orang yang dinyatakan positif Covid-19 dari klaster pabrik tahun. Namun, setelah dilakukan tracing ada penambahan dua orang lagi yang dinyatakan positif Covid-19 dari klaster tersebut.

Promosi Mimpi Prestasi Piala Asia, Lebih dari Gol Salto Widodo C Putra

“Awalnya kami dapat 10 positif dalam satu keluarga, kemudian tracing dapat dua [orang] lagi yang positif,” kata Cahya, dikutip dari Suara.com, Jumat (12/11/2021).

Baca juga: Setelah Klaster Takziah, Kini Muncul Klaster Pabrik Tahu di Sleman

Sementara itu, Lurah Banyuraden, Sudarisman, mengaku dari sekian banyak warga yang tertular Covid-19 dari klaster pabrik tahu itu satu di antaranya tengah hamil. Selain pasien yang hamil, ada tiga anak yang juga terkonfirmsi Covid-19.

“Kondisi kesehatannya bagus semua. Mereka enggan dibawa ke selter [tempat isolasi terpusat]. Jadi kami lakukan pengetatan. Segala logistik dijamin oleh lingkungan [warga]. Obat-oobatan disuplai dari Puskesmas Gamping II,” ujar Sudarisman.

Klaster pabrik tahu di Gamping, Sleman, ini terdeteksi tiga hari lalu. Awalnya ada satu orang yang mengaku tidak enak badan. Setelah diperiksa, ia ternyata terpapar Covid-19. “Saat ini tracing masih dilakukan. Puskemas aktif terus, kebetulan tidak jauh,” tutur Sudarisman.

Di kesempatan sama, Sudarisman menyebut warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 dari klaster itu diketahui sudah menerima vaksin.

Baca juga: Klaster Covid-19 Takziah Bantul di Sleman Menyebar di 7 Kecamatan

“Rata-rata sudah dua kali vaksin,” ucapnya.

Menanggapi munculnya klaster Covid-19 dari pabrik tahu ini, Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, mengaku prihatin. “Di saat kita sudah berhasil menurunkan level [PPKM] tetapi justru mulai muncul klaster-klaster baru yang tidak kita inginkan,” ungkap Kustini.

Ia menambahkan, dari informasi yang didapatnya, 10 warga yang terpapar Covid-19 dalam klaster pabrik tahu itu sudah mendapat suntikan vaksin hingga dosis kedua. Hal itu pulalah yang diduga menjadikan penerapan protokol kesehatan (prokes) di tengah masyarakat kendur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya