SOLOPOS.COM - Ilustrasi tambang pasir (www.batubara-indonesia.com)

Pasir besi Kulonprogo yang dikelola PT JMI mengakibatkan PAD Kulonprogo pada 2016 merosot.

Harianjogja.com, KULONPROGO– Pembangunan pabrik pengolahan biji besi, PT Jogja Magasa Iron (JMI) hingga saat ini belum ada kejelasan. Padahal, semestinya awal tahun 2014 perusahaan tersebut sudah dapat berkontribusi terhadap pendapatan Kulonprogo.

Promosi Kanker Bukan (Selalu) Lonceng Kematian

Ketidakpastian pembangunan pabrik pengolahan biji besi PT Jogja Magasa Iron (JMI), dinilai menjadi salah satu penyebab merosotnya pendapatan Kulonprogo tahun 2016 mendatang. Menurut Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kulonprogo Agus Langgeng Basuki, penyebab turunnya proyeksi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) di antaranya tak tercapainya target pemasukan dari pajak dan retribusi.

“Salah satu penyebabnya juga kemungkinan karena belum ada kejelasan pembangunan pabrik oleh JMI. Ada perubahan jadwal pembangunan pabrik dari JMI. Padahal, dalam perhitungan awal sudah ada proyeksi retribusi yang masuk dari Izin Mendirikan Bangunan (IMB) pabrik,” ujar Langgeng, Kamis (12/2/2015).

Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kulonprogo Muhtarom Asrorie mengungkapkan semestinya awal tahun 2014, PT JMI memberikan kontribusi terhadap pendapatan daerah, baik berupa pajak maupun retribusi. Dia mengatakan pada saat itu rencananya pabrik sudah berdiri. Perhitungan kontribusi JMI pada
RPJMD bahkan sudah dicantumkan.

“Pabrik dibangun, kontribusi perizinan dan IMB seharusnya sudah dapat masuk. Bahkan, jika nanti operasional pabrik sudah berjalan. Royalti dari hasil produksi pig iron [biji besi] dan penjualannya akan cukup besar,” jelas Muhtarom.

Sementara itu, Wakil Ketua I DPRD Kulonprogo Ponimin Budi Hartono mengungkapkan rencana pembangunan pabrik pasir besi menjadi wacana sejak sepuluh tahun lalu. Namun, hingga saat ini pembangunan pabrik tersebut masih belum ada kejelasan.

“Kami akan memanggil manajemen JMI untuk meminta kejelasan akan pembangunan pabrik tersebut. Semestinya, awal tahun 2014 perusahaan itu sudah punya andil terhadap pendapatan daerah. Akan tetapi, sampai saat ini belum ada kejelasan,” ujar Ponimin.

Asisten Sekda II Kulonprogo Triyono membenarkan adanya perhitungan proyeksi pendapatan daerah dari kontribusi yang dapat diberikan JMI. Dia menambahkan, belum lama ini muncul wacana pembangunan pabrik JMI akan dilakukan tahun 2016, sehingga diperkirakan baru dapat melakukan produksi tahun 2019.

“Kami belum bisa memasukkan kontribusi PT JMI, karena ada rescheduling rencana pembangunan pabrik,” jelas Triyono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya