SOLOPOS.COM - Ilustrasi komoditas perdagangan cabai rawit (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Harga cabai di pasar tradisional Gunungkidul mencapai Rp80.000 per kilogram. Diperkirakan harga akan terus naik jika tidak dikendalikan.

Cabai rawit di Pasar Argosari, Wonosari, dijual Rp80.000 per kilogram. Sedangkan cabai merah kerinting Rp70.000 per kilogram.

Promosi Selamat Datang di Liga 1, Liga Seluruh Indonesia!

Sejumlah pedagang mengeluhkan cara penanaman cabai yang serempak oleh petani. Alhasil, kenaikan harga cabai sudah bisa diprediksi, karena terus berulang tiap tahun.

Sistem tanam yang dilakukan serempak seringkali membuat stok cabai tidak terkontrol. Biasanya, petani mulai menanam cabai saat musim panen padi berakhir. Akibatnya saat musim panen, harga cabai anjlok. Kondisi berbeda saat memasuki masa tanam padi, sangat sedikit petani yang menanam cabai.

Dampaknya, harga cabai pun terus terkerek karena pasokan minim.
Salah seorang pedagang di Pasar Argosari Deni, 45, mengatakan, saat memasuki pergantian musim dari kemarau ke penghujan bisa dipastikan harga cabai melambung tinggi.

Kondisi itu terus terjadi tiap tahun. Kenaikan harga disebabkan pasokan cabai di pasaran minim dan tidak sebanding dengan jumlah permintaan.

“Itu sudah hal biasa,” kata Deni, Rabu (10/12/2014).

Pola tanam yang tak terkoordinasi dengan baik membuat harga cabai terus fluktuatif. Ada kalanya harga cabai sangat tinggi, namun tidak jarang harganya anjlok.

Deni berharap pola tanam cabai bisa diatur sehingga harga bisa dikendalikan.

“Kalau bisa, masa tanam itu diatur sehingga harga terus stabil,” paparnya.

Dia mencontohkan, pada medio tahun ini, harga cabai merah keriting sempat anjlok di kisaran Rp7.000 per kilogram. Saat ini cabai merah kerinting dijual Rp70.000 per kilogram.

Sedangkan untuk cabai rawit Rp80.000 per kilogram. Menurut Deni, kenaikan harga BBM tak berpengaruh terhadap harga jual cabai. Sebab, sebelum ada kenaikan, harga sudah terus naik.

Hal senada diungkapkan Sumarsih, pedagang di Pasar Argosari. Menurut dia, setelah harga BBM dinaikan, harga cabai tembus Rp80.000 per kilogram. Namun, sebelum ada kenaikan harga BBM cabai sudah dijual Rp55.000 per kilogram.

“Kenaikan lebih dikarenakan pasokan yang kurang. Buktinya, barang-barang lain juga masih stabil. Hanya beras yang naik dari Rp9.000 menjadi Rp10.000 per kilogram,” ungkapnya.

Sumarsih yakin harga cabai akan kembali stabil dalam beberapa bulan. “Masalahnya hanya di pasokan, kalau pasokan lancar dengan ketersediaan barang aman, maka harganya akan berangsur-angsur turun,” ungkapnya.

Sementara itu, salah seorang pembeli Tarmi mengatakan, meski harganya mahal, dia tetap membeli cabai. Pasalnya, komoditas itu termasuk dalam kebutuhan yang wajib dibeli.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya