SOLOPOS.COM - Petugas Imigrasi melakukan uji coba alat pendeteksi paspor palsu di Kantor Imigrasi DIY, belum lama ini. Alat itu akan dipasang di Bandara Adisutjipto. (JIBI/Harian Jogja/dok. Kantor Imigrasi-Arief Munandar)

Paspor palsu kini dapat dideteksi menggunakan alat yang baru saja dimiliki Kanim DIY.

Harianjogja.com, SLEMAN – Beberapa pekan ke depan petugas Kantor Imigrasi (Kanim) DIY tak lagi menggunakan instingnya dalam memeriksa paspor yang digunakan pemiliknya untuk bepergian melalui Bandara Adisutjipto Jogja. Kanim DIY akan memasang dua unit alat pendeteksi paspor palsu di bandara milik TNI AU itu. (Baca Juga : PASPOR PALSU : Berikut Modus Calo)

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Sebelumnya, petugas Imigrasi DIY menangkap Donny Kusumawardana pemilik paspor palsu tujuan Malaysia saat berada di Adisutjipto bulan Maret 2015. Donny melanggar Pasal 126a UU 6/2011 tentang keimigrasian. Ia divonis empat bulan penjara dan denda Rp1 juta subsider satu bulan kurungan dalam sidang di PN Sleman.

Kepala Kanim DIY Arief Munandar mengakui pentingnya keberadaan alat pendeteksi paspor palsu seiring ditemukan kasus tersebut. Menurutnya, dua unit alat itu sudah berada di Kanim DIY. Rencananya akan dipasang bulan ini bersamaan dengan dibukanya terminal baru Bandara Adisutjipto. “Yang jelas harganya mahal, makanya kami baru bisa untuk mengadakannya,” ungkap Arief, Selasa (11/8/2015).

Arief menjelaskan, secara detail alat itu bersifat portabel atau dikenal dengan portable document authentication. Alat itu terdiri dari perangkat komputer, monitor serta scanner ekstra mini. Dilengkapi berbagai spesimen baik software maupun hardware yang memiliki kemampuan deteksi dengan akurasi 100%. Para pemilik paspor palsu dijamin tak bisa lolos melalui deteksi alat tersebut. Cara kerjanya dengan melakukan scanning terhadap paspor, kemudian komputer mampu mendeteksi secara langsung jika ada kejanggalan identitas atau dokumen pemilik.

“Karena di dalamnya banyak sekali spesimen mulai dari mendeteksi alamat dan lainnya. Jadi kalau ada kejanggalan atau terindikasi palsu langsung bisa diketahui,” tegasnya.

Keberadan dua alat tersebut, lanjut Arief, akan sangat membantu petugas imigrasi. Karena sebelumnya deteksi paspor palsu hanya dilakukan dengan insting lantaran ketiadaan alat. Tetapi melalui insting didukung dengan berbagai pelatihan yang membuat petugas imigrasi langsung dapat bertindak saat mendapati kejanggalan paspor melalui bentuk fisik.

Ia mengatakan, belum semua bandara di Indonesia yang memiliki alat tersebut. Hanya sejumlah bandara besar seperti Sukarno-Hatta, Jakarta serta Ngurah Rai, Bali yang memiliki. Tetapi sifatnya bukan portabel. “Sesuai peruntukannya kalau untuk Jogja portabel sudah cukup. Tapi jumlah pengunjung memang terus bertambah,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya