Jogja
Senin, 14 Desember 2015 - 07:20 WIB

PDAM SLEMAN : Dapat Bantuan, Total Debit Air Jadi 160 Liter per Detik

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi

PDAM Sleman tidak hanya menambah debir air secara mandiri tetapi juga mendapat bantuan dari pemerintah pusta.

Harianjogja.com, SLEMAN-Selain menambah jumlah debit air menjadi 110 liter per detik, PDAM Sleman juga akan memperoleh bantuan dari Pemerintah Pusat melalui sistem regionalisasi dari Sungai Progo.

Advertisement

Air yang bersumber di Sedayu, Bantul, itu akan dialirkan ke Kabupaten Bantul, Kota Jogja dan juga Sleman. Dari bantuan itu, Sleman akan mendapat jatah debit air sebanyak 50 liter per detik, Kota Jogja 50 liter per detik dan Bantul 100 liter per detik.

“Total tahun depan kita dapat tambahan sekitar 160 liter per detik. 110 dari Sleman dan 50 Pusat,” tegas Dwi, Minggu (13/12/2015)

Penambahan itu dilakukan untuk mengoptimalkan pelayanan PDAM pada pelanggan dan calon pelanggan. Dwi tak menampik jika hingga saat ini gangguan jaringan air kerap terjadi di beberapa titik.

Advertisement

Belum lama terjadi pada Kamis (10/12/2015), tiga travo milik PDAM di Sleman, Turi dan Ngemplak tersambar petir saat hujan deras. Akibatnya tenaga untuk menggerakkan sambungan air tersebut terganggu dan menimbulkan kemacetan aliran air di beberapa pelanggan. PDAM butuh waktu sehari untuk memperbaiki kerusakan itu.

“Kadang orang enggak tahu. Tahunya kalau travo sudah dibetulin langsung bisa ngalir. Padahal masih butuh waktu untuk menghilangkan udara yang ada di pipa-pipa agar air bisa mengalir lagi,” ungkapnya. Atas kondisi itu, pelayanan air dilakukan menggunakan mobil tangki dan juga diesel (generator set).

Salah satu warga bernama Asnan Wulan Tri Nugroho, 43, menyambut baik program penambahan debit air sebesar 110 liter per detik itu. Namun warga Dusun Jangkang, Desa Widodomartani, Kecamatan Ngemplak ini berharap penuh pada PDAM agar setelah program tersebut direalisasikan, sudah tidak ada lagi keluhan aliran air PDAM mati.

Advertisement

“Tiga bulan ini kerap mati. air mati tagihannya bengkak. November kemarin sampai Rp104.000 padahal kalau lancar tidak sampai Rp100.000,” kata Asnan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif