Jogja
Rabu, 4 Maret 2015 - 09:24 WIB

Pedagang Alun-alun Utara Khawatir Tak Dapat Lapak

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi parkir di Alun-alun Utara Jogja (JIBI/Harian Jogja/Gigih M Hanafi)

Pedagang di Alun-alun Utara Jogja khawatir kehilangan lapak akibat adanya revitalisasi

Harianjogja.com, JOGJA-Sejumlah pedagang menyatakan kekhawatiran tidak mendapat lapak setelah adanya revitalisasi di Alun-alun Utara (Altar).

Advertisement

Pernyataan tersebut disampaikan lewat salah satu pengurus Forum Komunikasi Komunitas Alun-alun Utara (FKKAU), Ari Rusdiyantara, saat dijumpai, Selasa (3/3/2015).

Pihaknya menuturkan, sejumlah pedagang kaki lima (PKL) yang sebelumnya berada di pinggir Altar, sejak Desember 2014, ketika revitalisasi dilakukan, tidak menjalankan aktivitas perdagangan seperti yang biasa dilakukan.

Advertisement

Pihaknya menuturkan, sejumlah pedagang kaki lima (PKL) yang sebelumnya berada di pinggir Altar, sejak Desember 2014, ketika revitalisasi dilakukan, tidak menjalankan aktivitas perdagangan seperti yang biasa dilakukan.

Untuk mendapatkan uang agar terpenuhi kehidupan sehari-hari, beberapa dari mereka membuka warung kecil-kecilan di rumah, yang lain memilih menggunakan uang tabungan mereka.

“Mereka menilai, proyek di tepi Altar sudah terlalu lama. Kami mohon untuk dipercepat,” ujarnya.

Advertisement

Hanya, bila proyek di tepian usai dilakukan, pedagang juga memiliki kekhawatiran jika wisatawan memilih berjalan dari Jl. Trikora ke selatan langsung ke Altar, tidak berjalan-jalan ke pinggir, untuk sekadar membeli jajan atau produk dagangan para PKL.

Dari pendataan yang dilakukan divisi yang mengurusi pedagang di Altar, terdapat 500 pedagang yang menjalankan aktivitasnya di pinggiran Altar, baik dalam bentuk tenda, asongan atau berdagang di tepian.

Sementara, jumlah kapasitas lapak yang ada dibangun saat ini masih jauh dari jumlah tersebut. Sehingga, nantinya satu orang pedagang harus rela hanya mendapat satu lapak.

Advertisement

“Karena sebelumnya, ada satu pedagang yang punya dua atau tiga lapak, tapi nanti setelah lapak baru selesai dibangun, satu pedagang hanya dapat satu lapak,” terangnya.

Pihaknya telah mengupayakan untuk terus melakukan sosialisasi, hanya saja, kekhawatiran terus menyelimuti benak PKL.

Maka, FKKAU bekerja sama dengan pemerintah ke depan akan berusaha memindahkan shelter Si Thole yang sebelumnya ada di dekat keben, untuk berada lebih dekat dengan lapak PKL.

Advertisement

“Menyiasati agar wisatawan minimal melewati dan kemungkinan mampir ke lapak mereka. Dan nanti, kalau ternyata kurang, kami akan berusaha mengajukan untuk kalau bisa ditambah,” tandas Ari.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif