SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/wordpress.com)
JOGJA—Calon penyewa kios XT-Square mengeluhkan harga sewa yang mahal, khususnya untuk kios kuliner. Selain mahal, beban penyewa juga tidak sedikit. Pasalnya, kios yang disediakan belum dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang memadai.
Salah seorang calon penyewa kios Sugarbo mengakui, lokasi XT Square cukup strategis. Hanya saja, dia mengeluhkan biaya sewa yang mahal untuk zona Kuliner.
“Ini fasilitasi pemerintah, kalau swasta nggak masalah. Harga sewa di zona Kuliner sangat mahal. Kalau zona kerajinan relatif murah, cuma luasnya kecil,” kata pengusaha batik Narendra itu usai Lounching Marketing XT Square, Selasa (20/11/2012).
Selain mahal, sambungnya, beban penyewa juga tidak sedikit. Pasalnya, kios yang disediakan belum dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang memadai. Misalnya, harus menyediakan rolling door dan wastafel sendiri. “Jadi, yang disediakan kosongan. Seharusnya semua fasilitas disempurnakan dulu baru ditawarkan,” tukasnya.
Calon penyewa kios kuliner lainnya, Achmad Nur Umam mengeluhkan hal yang sama. Selain masih merupakan pasar baru, kata Umam, kondisi kios yang ditawarkan belum dilengkapi dengan fasilitas pendukung seperti dapur sehingga penyewa masih harus melengkapinya sendiri.
Belum lagi bila zona out door untuk kuliner disediakan, itu bisa menimbulkan konflik. Yang indoor bisa sepi pengunjung,” ucapnya.
Baik Sugarbo maupun Umam juga mengaku belum mengetahui secara pasti rencana bisnis yang akan dilakukan pengelola XT-Square. Seharusnya, sambung mereka, pengelola XT-Square memberikan brosur atau buku panduan mengenai rencana bisnis pengelolaan pasar seni dan kerajinan itu.
“Selama ini, calon penyewa juga belum mengetahui hak dan kewajiban yang akan diperoleh,” kata Umam.