SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JOGJA—Untuk meramaikan tingkat kunjungan, pedagang di pusat grosir fashion dan busana blok F2 Pasar Beringharjo diminta kompak.

Semenjak pertama kali di-launching hingga saat ini, kondisi blok F2 semakin memprihatinkan, jumlah kunjungan ditempat ini semakin berkurang dan dapat dihitung dengan jari. Dengan kekompakan, pedagang menilai masalah itu bisa diatasi.

Promosi Antara Tragedi Kanjuruhan dan Hillsborough: Indonesia Susah Belajar

“Kalau pedagang dapat kompak buka, kami yakin kondisi F2 bisa ramai kunjungan,” kata Ibnatunfatonah, pedagang kios busana muslim Raja Murah Putra, belum lama ini di blok F2 Pasar Beringharjo.

Dalam keseharian, Ibna mencoba untuk tetap berdagang bersama pedagang lainnya  meskipun kondisi pasar di F2 kian sepi kunjungan. Akan tetapi, dari pengamatannya sehari – hari hanya pedagang kecil pedagang yang kompak untuk buka. Sedangkan pedagang lainnya lebih kerap tutup ketimbang buka. “Kalau kompak buka itu bagus, tetapi kalau kompak tutup, itu yang disayangkan ,” tambahnya.

Menurut Ibna, jika terdapat pedagang yang tutup, kondisi F2 nampak lebih gelap karena tidak adanya penerangan dari dalam kios. Selain itu, tutupnya kios juga membuat suasana F2 bagaikan pasar mati yang tidak terisi oleh pedagang.

Yang cukup disayangkan, banyak pedagang yang masih menjadikan posisi blok F2 sebagai pasar kedua karena pedagang ditempat tersebut sudah memiliki blok lainnya, seperti di Metro, dan di blok SE. Ketika kondisi pasar ramai, pedagang yang memiliki kios ganda ditempat ramai dan lebih memilih untuk menutup kios di F2.

Sri Rahayu, pedagang di kios Arto Moro mengungkapkan cukup kecewa dengan perilaku pedagang yang tidak memandang kekompakan untuk buka. Akibat banyak kios yang tutup secara langsung mempengaruhi jumlah pengunjung dan omzet pedagang.

Ketika banyak kios yang buka, setidaknya Sri dapat memperoleh omzet sedikitnya Rp200.000 perhari. Suasana blok F2 pun terasa lebih hidup dan menggambarkan suasana pasar. Sedangkan di saat banyak kios yang tutup, ia mengaku jika tidak ada satu dagangan pun yang laku. Jumlah kunjungan juga dapat dihitung dengan jari.

“Kalau banyak kios yang tutup, kasihan pedagang lainnya yang menggantungkan hidupnya di F2,” ungkap Sri.

Ia berharap, agar pedagang di blok F2 dapat segera tersadar dan dapat kompak seperti pedagang di Metro. Disana, antar pedagang dapat menjaga kekompakan untuk buka setiap hari sehingga menciptakan suasana pasar hidup dan ramai dikunjungi pengunjung. Menurut Sri, seharusnya pedagang di blok F2 dapat mencontoh kesuksessan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya