SOLOPOS.COM - Wisatawan menikmati pemandangan dari Puncak Suroloyo Pegunungan Menoreh, Samigaluh Kulonprogo. (JIBI/Harian Jogja/Nina Atmasari)

Pegunungan Menoreh di Kulonprogo bagian utara banyak menyimpan sumber air bersih

Harianjogja.com, KULONPROGO-Pemkab Kulonprogo diminta berhati-hati dan cermat dalam mengelola potensi sumber daya alam (SDA) di wilayah bagian barat, barat laut, dan utara.

Promosi Mudik: Traveling Massal sejak Era Majapahit, Ekonomi & Polusi Meningkat Tajam

Wilayah tersebut ditetapkan sebagai kawasan lindung dan resapan air karena kondisi geografisnya yang berada di dataran tinggi.

Hal itu diungkapkan staf peneliti Pusat Studi Perencanaan Pembangunan Regional (PSPPR) UGM, Eko Heri Subiyanto, dalam musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) rencana kerja pembangunan daerah (RKPD) Kabupaten Kulonprogo 2017 di Gedung Kaca, Wates, Kulonprogo, Senin (4/4/2016).

“Banyak sumber air yang berguna untuk kehidupan kita,” ujar dia.

Eko memaparkan, setidaknya terdapat delapan sumber mata air yang tersebar di kecamatan Pengasih, Girimulyo, Kalibawang, Samigaluh, dan Nanggulan. Kawasan lindung juga berfungsi sebagai penghasil oksigen.

Dia berpendapat, tata kelola ruang berkelanjutan di wilayah tersebut harus mendapatkan perhatian khusus. Kerusakan alam di sana bisa mengakibatkan hilangnya mata air dan/atau banjir di wilayah dataran rendah.

Eko lalu mengatakan, kawasan lindung yang berada di Pegunungan Menoreh juga memiliki potensi obyek daya tarik wisata (ODTW). Jika dikelola secara tepat, kesejahteraan masyarakat sekitar bisa ditingkatkan.

“Wisata jangan dianggap sesuatu yang sederhana. Jika dipoles dengan baik, itu akan jadi sumber pendapatan yang menjanjikan,” ucap Eko.

Sementara itu, Kepala Bidang Perencanaan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DIY, Maman Suherman menyatakan, Pemkab Kulonprogo harus menyelaraskan program dengan Pemda DIY.

Dimensi perencanaan perlu dibuat komprehensif sesuai arah dan strategi pembangunan DIY, termasuk dalam menyusun inovasi kebijakan daerah.

Maman mengungkapkan, prioritas pembanguan DIY 2017 mendatang adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kualitas layanan kesehatan dan pendidikan, kelestarian lingkungan hidup, serta peningkatan kualitas sistem pelayanan publik.

Selain pengelolaan SDA secara tepat, hal itu akan diupayakan melalui pendayagunaan dan optimalisasi sumber daya manusia unggul.

“Bisa juga dengan mengurangi beban tanggungan masyakat, misalnya melalui program keluarga berencana atau BOSDA untuk mengurangi beban biaya pendidikan, dan sebagainya,” kata Maman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya