SOLOPOS.COM - Warga tionghoa bersama wisatawan berusaha mendirikan telur pada punca acara Peh Cun 2012 di pantai Parangtritis, Kretek, Bantul, Sabtu (23/6). Desi Suryanto/JIBI/Harian Jogja

 

Warga tionghoa bersama wisatawan berusaha mendirikan telur pada punca acara Peh Cun 2012 di pantai Parangtritis, Kretek, Bantul, Sabtu (23/6). Desi Suryanto/JIBI/Harian Jogja

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

BANTUL: Upacara Peh Cun 2013 di Pantai Parangtritis, 9 dan 12 Juni mendatang, tidak akan diramaikan dengan ritual Jutbio atau perarakan empat dewa.

Ritual Jutbio dinilai tidak tepat jika dilekatkan dengan Peh Cun karena Jutbio merupakan ritual kelahiran klenteng setempat. Sebagai gantinya, panitia akan mengembalikan perayaan dengan memberikan penghormatan sosok sang menteri pada kerajaan Chu, di zaman negara-negara sedang berperang.

Pengamat Budaya Tionghoa DIY, Anggi Minarni mengatakan bahwa perayaan Peh Cun kali ini lebih difokuskan pada penghormatan sang menteri. Alhasil, perayaan lebih dikusukkan pada perayaan dayung naga.

“Tahun lalu memang kami coba untuk memasukkan ritual Jutbio, namun ternyata agak rancu maknanya. Makanya tahun ini kami akan kembali pada perayaan sang menteri, khususnya ritual perahu naga,” jelas Anggi saat dihubungi Harian Jogja, Selasa (4/6/2013).

Anggi menambahkan ritual menyebarkan kue Cang di sungai selalu dilakukan sebelum mengawali lomba perahu naga setiap tahunnya. Meskipun kue Cang yang disebar jumlahnya tidak banyak karena untuk simbolis saja.

“Kami malah menekankan mengajak makan bersama kue cang bukan bakcang. Kue Cang ini nantinya dibagikan pada siapa saja yang datang dengan diberikan gula pasir halus,” jelas Anggi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya