SOLOPOS.COM - Ilustrasi imunisasi polio terhadap anak balita (JIBI/Solopos/Antara/Rudi Mulya)

Pekan Imunisasi Nasional tidak diselenggarakan di Gunungkidul

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Dinas Kesehatan Gunungkidul memastikan tidak akan ikut berpartisipasi dalam Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio pada 8-15 Maret. Hal ini tidak lepas dari kesadaran masyarakat untuk melakukan imunisasi yang sudah baik.

Promosi Komeng The Phenomenon, Diserbu Jutaan Pemilih Anomali

Meski belum seluruh penduduk mendapatkan kekebalan tubuh ini, namun secara presentase cakupannya sudah mencapai di atas 90%. Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Gunungkidul Sumitro mengatakan kebijakan untuk tidak berpartisipasi dalam PIN sudah dilakukan sejak 2006 lalu. Kebijakan ini tidak hanya berlaku di Gunungkidul, sebab seluruh wilayah di DIY juga menerapkan yang sama.

“Mulai besok [hari ini] akan adan PIN Polio, tapi kami tidak melaksanakannya. Kebijakan ini sesuai arahan Pemerintah Provinsi dan telah mendapatkan persetujuan dari Kementerian Kesehatan,” kata Sumitro kepada wartawan, di sela-sela kegiatan sosialisasi Perda tentang Kawasan Tanpa Rokok di Ruang Rapat I Pemkab Gunungkidul, Senin (7/3/2016).

Dia menjelaskan, pada tahun ini ada dua kegiatan imunisasi untuk polio yang dilakukan mulai hari ini, sedang untuk campak dilakukan pada November nanti. Kegiatan itu dilakukan untuk memberikan kekebalan tubuh kepada anak, agar tidak terserang dua penyakit.

Hanya saja, kata Sumitro, dikarenakan partisipasi masyarakat untuk imunisasi sudah cukup baik menjadi dasar untuk absen di kegiatan PIN. Secara pasti, ia belum bisa mengungkapkan berapa jumlah penduduk yang diimunisasi, tapi secara porsentase sudah di atas 90%.

“Tanpa PIN, anak-anak sudah rutin melakukan imunisasi. Sejak bayi umur dua bulan hingga usia dua tahun,” ujarnya.

Dia menjelaskan, beberapa imun kekebalan yang diberikan kepada balita antara lain Hepatitis B, BCG, Polio, DPT-HIB, campak, tetanus dan sejumlah penyakit lainnya. “Pemberian kekebalan ini dilakukan secara bertahap dan disesuaikan dengan usia dan perkembangan anak,” kata Sumitro.

Hal senada diungkapkan Sekretaris Dinas Kesehatan Gunungkidul Dewi Irawaty. Menurut dia, tingkat kesadaran warga untuk melakukan imunisasi sudah sangat baik. Namun demikian, upaya sosialisasi akan terus dilakukan agar warga jadi semakin sadar akan pentingnya imunisasi untuk kesehatan.

“Kita rutin melakukan sosialisasi, baik melalui kader PKK atau anggota Posyandu,” katanya.
Dia menjelaskan, pemberian vaksin imunisasi bertujuan untuk meningkatkan kekebalan tubuh sehingga tidak mudah terserang penyakit. “Yang jelas dengan melakukan imunisasi bisa terhindar dari wabah difteri,” katanya.

Untuk diketahui, Salah satu komplikasi dari penyakit difteri bisa masuk ke peredaran darah dan ke otot jantung sehingga menyebabkan kelumpuhan otot jantung hingga kematian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya