SOLOPOS.COM - Imunisasi pada anak (ilustrasi/JIBI/Burhan Aris Nugraha/dok)
Pekan Imunisasi Nasional tidak dilaksanakan di DIY
Harianjogja.com, JOGJA– Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan (P2MK) Dinkes DIY, Daryanto Chadorie mangatakan sejak 2007 DIY sudah mampu mencapai target nasional cangkupan program imunisasi untuk usia dua hingga empat bulan.
Prestasi itu tak hanya terjadi pada imunisasi polio saja, namun juga seluruh program imunisasi yang dikeluarkan pemerintah. Hal itu menjadi salah satu pertimbangan DIY tidak ikut menjadi sasaran program Pekan Imunisasi Nasional (PIN) 8-15 Maret mendatang.
Pertimbangan lain yang membuat DIY mendapatkan pengecualian adalah tidak ditemukannya virus polio di wilayah DIY. Dari hasil pemantauan beberapa tahun terakhir, Dinkes tidak menemukan indikasi penyebaran virus polio liar maupun virus polio yang berasal dari anak.
“Bahkan pada anak yang bergejala polio seperti lumpuh layuh juga tidak ditemukan virus polio,” ungkap dia, dalam Jumpa Pers di kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY Jumat (4/3/2016).
Walaupun tidak mengikuti PIN Polio 2016, Chadorie memastikan masyarakat tetap dapat mengakses vaksin yang diprogramkan pemerintah secara gratis di berbagai fasilitas kesehatan. Namun penggratisan itu hanya berlaku untuk vaksinnya saja, sementara biaya pendaftaran maupun tindakan tetap disesuaikan dengan kebijakan masing-masing fasilitas kesehatan.
“Kalau di puskesmas tarifnya akan sesuai dengan Perda yang berlaku.Yang jelas untuk vaksinnya gratis dan pasokannya memadai,” kata dia.
Chadorie menambahkan, meskipun cangkupannya sudah tinggi dan tak ditemukan peredaran virus polio di DIY, pihaknya tetap mengimbau masyarakat untuk mempertahankan semangat untuk mengikuti imunisasi terutama bagi bayi dan balita.
Pihaknya juga akan menggencarkan sosialisasi pentingnya imunisasi kepada warga yang sejauh ini masih belum memiliki pemahaman akan pentingnya Polio.