SOLOPOS.COM - ilustrasi

ilustrasi

SLEMAN–Sebanyak 90 pekerja anak yang mengikuti program pendampingan kegiatan Pengurangan Pekerja Anak- Program Keluarga Harapan (PPA PKH) lebih memilih kesetaraan paket ketimbang sekolah reguler.

Promosi Selamat Datang di Liga 1, Liga Seluruh Indonesia!

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kabupaten Sleman, Yuli Setiono Dwi Warsito mengatakan, alasan pemilihan program kesetaraan paket, antara lain, mereka keberatan dengan disiplin sekolah reguler, yakni masuk pagi dan segala rutinitasnya, terlebih usia mereka sudah melebihi usia anak-anak sekolah umumnya.

“Selain itu mereka juga harus membantu orangtuanya mencari nafkah,” ujarnya, Kamis (26/7).

Ia menambahkan, berdasar data dari Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) di Kabupaten Sleman terdapat 375 pekerja anak. Namun, setelah dicek, hanya 30% dari data tersebut yang valid, sehingga terdapat 90 orang pekerja anak di Sleman.

Ia menguraikan, sebagian besar anak tersebut bekerja di sektor informal seperti serabutan, bangunan, petani, karyawan warung atau toko maupun bengkel dan tempat cuci motor.

“Tidak ditemukan anak yang bekerja di sektor formal,” kata Yuli.(ali)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya