Jogja
Senin, 30 November 2015 - 10:55 WIB

PELABUHAN TANJUNG ADIKARTA : Pelabuhan Sudah Dinanti Semua Pihak, Kapan Pembangunan Selesai?

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Anggota Komisi B DPRD DIY saat meninjau pengerjaan pengerukan kolam Pelabuhan Tanjung Adikarto di Desa Karangwuni, Wates, Senin (16/11/2015). (Harian Jogja/Holy Kartika N.S)

Pelabuhan Tanjung Adikarta telah dinanti semua pihak, namun pengerukan belum juga usai

Harianjogja.com, KULONPROGO – Pengerukan kolam Pelabuhan Tanjung Adikarta tak kunjung selesai. Pemkab Kulonprogo berharap janji Pemprov DIY untuk meresmikan pelabuhan pada Februari 2016 mendatang dapat direalisasikan.

Advertisement

“Sampai saat ini, saya belum mengetahui sudah sampai mana penyelesaiannya. Besok [hari ini] usai paripurna, saya mau cek lapangan,” ujar Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo saat dihubungi Harian Jogja, Minggu (29/11/2015).

Hasto memaparkan, pelabuhan Tanjung Adikarta telah dinanti semua pihak, terutama nelayan dan masyarakat sekitar. Dia menegaskan, bagaimana pun juga pelabuhan harus segera diselesaikan. Mengenai penambahan waktu yang dilakukan Dinas Kelautan dan Perikanan DIY pada pihak rekanan, Hasto mengaku belum bisa berkomentar banyak.

Pasalnya, dia akan melakukan pengecekan lebih dulu sejauh mana progres pengerukan kolam pelabuhan itu dilakukan. Hasto mengatakan, hari ini akan menanyakan alasan pemanjangan waktu dan memastikan waktu penyelesaian pengerukan itu.

Advertisement

“Harapan saya, seperti yang dijanjikan Pemda DIY, bahwa semula bulan Februari tahun depan itu [pelabuhan] sudah bisa diresmikan,” ungkap Hasto.

Pemerintah Kulonprogo telah menanti cukup lama Pelabuhan Tanjung Adikarto dapat segera dibuka. Bahkan, sejumlah rencana untuk menyambut pelabuhan ikan itu telah disusun jauh hari. Hasto berharap, pelabuhan dapat segera beroperasi dan semua program yang telah direncanakan dapat dijalankan.

“Sudah ada beberapa rencana. Salah satunya rencana kami [pemkab] mau mengumpulkan seluruh nelayan untuk menguji coba pelabuhan, serta kapal-kapal besar yang masuk nanti. Mengadakan sosialisasi dan lain sebagainya,” tandas Hasto.

Advertisement

Sebelumnya, kalangan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kulonprogo melakukan peninjauan ke lokasi pelabuhan. Para wakil rakyat kecewa dengan pelaksanaan pengerukan yang tidak menggunakan peralatan yang memadai.

Kapasitas alat penyedot pasir yang digunakan pihak rekanan dinilai terlalu kecil. Bahkan, alat yang digunakan untuk mengeruk itu masih terbilang cukup sederhana. Di mana alat berat yang diturunkan yakni berupa back hoe dan sebuah mesin juga sedang dirakit.

Ketua Komisi III DPRD Kulonprogo Hamam Cahyadi menuturkan, pengerjaan pengerukan kolam pelabuhan tidak maksimal disebabkan alat yang tidak memadai. Semestinya, pengerukan pasir di muara Sungai Serang itu dapat dilakukan dengan alat yang dapat mengeruk pasir dengan skala lebih besar.

“Kondisi alat yang digunakan kontraktor memang tidak sesuai dengan kapasitas pengerjaan. Mestinya hal itu sudah diantisipasi kontraktor, sehingga pengerjaan tidak terus molor,” ujar Hamam.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif