SOLOPOS.COM - Muara Sungai Serang, lokasi pengerukan kolam Pelabuhan Tanjung Adikarta. (Holy Kartika N.S/JIBI/Harian Jogja)

Pelabuhan Tanjung Adikarta belum dioperasikan, namun saat ini menjadi lokasi pariwisata

Harianjogja.com, JOGJA – Proyek pembangunan pelabuhan Tanjung Adikarta yang belum rampung, kini dimafaatkan sebagai lokasi wisata baru. Pemanfaatan ini dilakukan sampai Pemda DIY menerima hasil review kelayakan Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW).

Promosi Yos Sudarso Gugur di Laut Aru, Misi Gagal yang Memicu Ketegangan AU dan AL

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) DIY Sigit Sapto Raharjo belum lama ini membenarkan pemanfaatan megaproyek itu sebagai tempat wisata. Kolam-kolam yang sudah ada saat ini dimanfaatkan warga untuk berbagai kegiatan rekreasional.

“Kolam disana dipakai dulu, untuk kano atau bebek-bebekan. Kemarin malah sempat untuk lomba drumband dan manten,” kata Sigit, baru-baru ini.

Pemanfaatan itu menurutnya dilakukan untuk mengisi jeda selama dilakukan review kelayakan terharap RTRW yang sudah ditetapkan Pemda DIY dan Pemkab Kulonprogo.

Proses yang cukup memakan waktu ini dikhawatirkan membuat proyek ini terkesan terbengkalai sehingga pemanfaatan sementara sebagai sarana rekreasi pun dilakukan.

Selain itu adanya berbagai kegiatan wista juga bisa menjadi tambahan pemasukan bagi warga setempat.

Kegiatan itu menurut Sigit sudah dimulai sejak Maret lalu. Namun sampai sekarang pihaknya tak memberlakukan pungutan retribusi. Meskipun demikian tak sedikit pedagang yang sudah mengajukan izin untuk membuka usaha warung dan rumah makan di pelabuhan yang berlokasi di desa Karangwuni, Wates Kulonprogo itu.

“Pedagang yang masuk kami terapkan perjanjian, kalau pelabuhan jadi mereka harus mau direlokasi. Enggak masalah ada pedagang dulu, toh nanti kalau pelabuhan jadi kan juga butuh tempat makan,” beber mantan Pejabat Bupati Bantul ini.

Sigit menargetkan pembangunan Tanjung Adikarto akan dilanjutkan 2017 dengan target penggarapan selama tiga tahun. Nanti pelabuhan itu akan mampu menampun kapal-kapal nelayan berbobot lebih dari 100 grosston. Saat ini, kawasan pproyek Tanjung Adikarto baru mampu menampun kapal nelayan berukuran kecil berbobot 30grosston.

“Sebenarnya sudah bisa dipakai, kemarin sempat akan diujicoba tapi pas gelombang tinggi, jadi ujicobanya batal karena enggak ada yang berani,” tandas dia.

Sementara Sekretaris Daerah Kulonprogo Astungkoro sebelumnya menuturkan untuk tahun ini pembangunan di Tanjung Adikarto akan difokuskan pada penataan manajemen. Hal itu dilakukan untuk menaikkan kategori pelabuhan itu menjadi Pelabuhan perikanan Pantai.

“Sekarang statusnya masih PPI [Pangkalan pendaratan Ikan], belum PPP karena belum ada manajemennya,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya