SOLOPOS.COM - Pemecah ombak di kawasan pelabuhan Tanjung Adikarto yang banyak dikunjungi wisatawan Pantai Glagah (JIBI/Harianjogja.com/Holy Kartika N.S)

Pelabuhan Tanjung Adikarto diharapkan segera dibangun.

Harianjogja.com, JOGJA — Pemerintah Daerah (Pemda) DIY melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislautkan) DIY mengusulkan anggaran sebesar Rp160 miliar untuk kelanjutan pembangunan Pelabuhan Tanjung Adikarto yang berada di Desa Karangwuni, Kecamatan Wates, Kulonprogo. Pelabuhan yang sempat terbengkelai itu rencananya akan dilanjutkan pembangunannya pada 2018 mendatang yang ditarget bisa beroperasi bersamaan dengan New Yogyakarta International Airport (NYIA).

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Baca Juga : PELABUHAN TANJUNG ADIKARTO : Pembangunan Ditarget Rampung Bareng NYIA

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan DIY Sigit Sapto Rahardjo menyampaikan saat ini sudah terbangun pemecah ombak sekitar 120 meter dengan konsep tetrapod. Pemecah ombah itu berbahan beton dengan bentuk empat kaki. Konsep itu akan diubah menjadi geotube, sehingga pemecah ombak tidak lagi menggunakan beton, melainkan berbahan geotekstil. Desain ini selain mampu menekan biaya, juga lebih lentur dan stabil dalam menahan ombak.

Oleh karena itu, kata Sigit, pihaknya akan mengajukan kebutuhan sebesar Rp160 miliar untuk tahun anggaran 2018. Sehingga tahun depan diharapkan bisa segera dilakukan pembangunan. Selain itu, pihaknya juga mengusulkan ke pusat melalui APBN antara Rp400 miliar hingga Rp500 miliar. Hanya saja harapan terbesar lebih pada APBD yang memungkinkan disetujui, dengan prinsip dibangun agar bisa dimanfaatkan lebih dahulu. Soal kelengkapan fasilitas bisa dilakukan secara bertahap.

“Kita mencoba melalui APBD maupun APBN kita mengusulkan untuk segera dapat di selesaikan sesuai dengan studi yang telah dilakukan. Semoga dapat juga dari APBN, kami usulkan 400 sampai 500 [miliar] itu, dari APBN supaya gek tuntas [segera selesai]. Kalau dari APBD kita kan terbatas,” terang dia, Jumat (31/3/2017)

Sigit berharap penyelesaian Tanjung Adikarto bisa bersamaan dengan NYIA karena akan memberikan dampak positif yang besar. Dengan adanya pelabuhan akan banyak investor yang ingin masuk, karena menjadi jalur ekspor yang besar. Dari awalnya menjual hasil laut tiga jam baru sampai bandara, namun dengan adanya pelabuhan yang terkoneksi dengan NYIA, maka tiga jam barang sudah bisa sampai ke negara lain. Saat ini Tanjung Adikarto lebih berfungsi sebagai tempat wisata yang banyak dikunjungi wisatawan.

Terpisah Anggota Komisi B DPRD DIY Aslam Ridlo mengatakan, rencana pengajuan Rp160 miliar oleh Dislautkan DIY harus dibahas secara cermat di Komisi B sebagai mitra kerja. Prinsipnya, ia sepakat Tanjung Adikarto harus segera bisa dimanfaatkan. Akantetapi perencanaan sebelum pembangunan harus jelas. “Plan visibility seperti apa, kami belum tahu harus jelas perencanaannya. Saya sepakat Tanjung Adikarto harus dihidupkan kembali, karena sudah banyak uang rakyat yang sudah kita kucurkan kesana,” tegas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya