Jogja
Selasa, 5 April 2022 - 15:42 WIB

Pelajar SMA di Jogja Tewas Disabet Gir Bukan Klithih, Tapi...

Yosef Leon  /  Chelin Indra Sushmita  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Senjata tajam yang diamankan dari para terduga pelaku klithih di Bantul, Senin (29/11/2021). (Harianjogja.com/Ujang Hasanudin)

Solopos.com, JOGJA — Kasus kejahatan di jalanan yang merenggut nyawa pelajar SMA di Jogja berinisial DAA, 18, Minggu (3/4/2022) diidentifikasi sebagai tawuran, bukan klithih.

Dirreskrimum Polda DIY, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi mengatakan, dari hasil pendalaman, pihaknya menegaskan bahwa kasus yang menimpa pelajar itu bukanlah klithih atau kejahatan jalanan. Pasalnya, motif insiden itu murni karena saling tersinggung antara kedua kelompok.

Advertisement

“Jadi lebih tepat disebut tawuran, karena ada proses tersinggung dan saling ejek,” kata dia di Mapolresta Jogja pada Selasa (5/4/2022).

Sampai saat ini polisi telah memeriksa 11 saksi yang mengetahui kejadian tersebut. Aparat juga telah memeriksa sembilan CCTV yang merekam kejadian.

Advertisement

Sampai saat ini polisi telah memeriksa 11 saksi yang mengetahui kejadian tersebut. Aparat juga telah memeriksa sembilan CCTV yang merekam kejadian.

Baca juga: Terkuak! Pelajar Jadi Korban Klithih Jogja Gegara Bleyer Motor & Misuh

Polisi juga telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan menggelar rekonstruksi. Hal ini dilakukan untuk mendudukkan secara lengkap kronologi kejadan yang awalnya disebut dengan klithih di Jogja.

Advertisement

“Korban kejahatan jalanan ini tidak lagi acak dan bukan sembarangan orang. Tapi ada proses yakni dua kelompok laki-laki dengan mengendarai sepeda motor kemudian terjadi ejek-ejekan, tersinggung lalu tawuran. Jadi masuknya ke penganiayaan,” kata dia.

Alasan itu memperkuat argumen polisi menyebut kasus kejahatan di jalanan itu bukan aksi klithih, melainkan tawuran.

Baca juga: Konvensi Minamata, Kerangkeng Manusia, hingga Klithih Berulah Lagi

Advertisement

Kronologi

Diberitakan sebelumnya, aksi kekerasan yang merenggut nyawa DAA pada Minggu dini hari itu terjadi diduga akibat aksi saling mbleyer sepeda motor. kejadian bermula saat kelompok korban yang terdiri dari delapan orang dengan lima sepeda motor melakukan aksi balapan di Jalan Ring Road Selatan sekira pukul 01.00 WIB dini hari.

“Mereka mencoba kecepatan motornya dengan kencang. Namun di jalur lambat ada kelompok lain yang diduga rombongan pelaku dengan jumlah lima orang dua sepeda motor dan merasa tersinggung dengan suara knalpot kemudian membalas mbeleyer sepeda motornya, ” kata Kombes Pol Ade, Selasa (5/4/2022).

Setelah itu, kelompok korban klithih di Jogja itu kembali melaju ke arah Jalan Imogiri. Mereka sempat melihat ke belakangan namun tidak ada kelompok pelaku yang mengikuti dari belakang. Mereka lantas berhenti di Warmindo Jalan Gedongkuning.

Advertisement

Sesampainya di Warmindo, sejumlah kelompok korban lantas memesan dan sebagian lainnya masih memarkirkan kendaraan. Tak disangka, kelompok pelaku kemudian lewat dan kembali membleyer sepeda motornya saat melewati Warmindo itu dan berteriak “asu, bajingan.

“Kelompok korban kemudian terpicu untuk mengejar kelompok pelaku dengan empat sepeda motor lantaran tersinggung,” ungkapnya.

Baca juga: Pelaku Klithih di Jogja Tewaskan Pelajar SMA Diduga Geng

Setelah berteriak dengan kata kasar rombongan terduga pelaku klithih melaju ke arah utara Jalan Gedongkuning, Jogja. Kemudian mereka sempat berhenti di area kantor Kelurahan Banguntapan dan kemudian berbalik arah untuk menunggu rombongan korban.

“Salah satu kelompok pelaku turun dan membawa alat seperti gir yang diikat dengan kain, pelaku sempat menyabetkan ke motor pertama dan tidak kena karena terlalu kencang dan saat motor kedua melintas langsung dihantam dan kena saudara DAA di bagian muka,” jelas Ade.

Berita ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul: Polisi Enggan Sebut Kasus Gedongkuning sebagai Klithih, Ini Penjelasannya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif