SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/google image)
GUNUNGKIDUL—Rencana kenaikan Upah Minimum Kabupaten Gunungkidul menjadi Rp 924.000 per bulan ditanggapi positif oleh para pelaku usaha kecil di Gunungkidul.
Mereka siap menghadapi kenaikan tersebut dan optimistis dengan adanya kenaikan UMK maka kinerja pekerjanya akan meningkat.
Subandiyanto, pemilik usaha batik di Tegalrejo, Gedangsari menyatakan kesiapannya menghadapi kenaikan UMK ini.
Menurutnya, kenaikan ini tidak akan terlalu mempengaruhi jalan usahanya. Justru dengan adanya kenaikan dirinya berharap para pekerjanya dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas kerja mereka.
Di bengkel kerjanya, Subandiyanto mempekerjakan 30 orang pegawai yang terdiri dari pegawai harian dan bulanan. Pegawai harian diupah sebesar Rp40.000 perhari sedangkan pegawai bulanan mendapatkan upah berkisar antara Rp650.000 – 700.000 per bulan.
Peningkatan UMK otomatis menambah beban upah pekerja usaha batik Subandiyanto tetapi dirinya tidak mempersoalkan masalah tersebut dan tetap yakin akan dapat mengupah pekerjanya sesuai ketentuan yang berlaku. “Tidak ada masalah, saya siap menanggung beban upah pekerja” kata Subandiyanto ketika ditemui Harian Jogja Rabu (21/11/2012)
Pernyataan senada juga disampaikan oleh Karsito, pemilik usaha ukiran kayu di Kedungpoh, Mojosari, Nglipar. Karsito menyatakan dirinya tidak terlalu khawatir keuntungannya berkurang akibat kenaikan UMK yang ditetapkan Gubernur Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Karsito yang saat ini mempekerjakan 20 orang pekerja dengan upah Rp700.000 per bulan mengaku sudah siap dengan kenaikan pengeluaran yang harus dihadapinya. Menurutnya, kenaikan UMK tidak akan merugikan usahanya. “Tidak apa-apa, saya sudah siap menghadapi kenaikan” tuturnya.