SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Unsera.co.id/JIBI)

Pelatihan tersebut menitik beratkan pada pengembangan aspek motivasi, karakter, leadership dan life skill bagi siswa SD, SMP dan juga SMA.

 

Promosi Mendamba Ketenangan, Lansia di Indonesia Justru Paling Rentan Tak Bahagia

 

Harianjogja.com, SLEMAN– Relawan Indonesia Jaya (RELIJY) menggelar pelatihan The Winner pada 23-24 April mendatang di Taman Eden Kaliurang. Pelatihan tersebut menitik beratkan pada pengembangan aspek motivasi, karakter, leadership dan life skill bagi siswa SD, SMP dan juga SMA.
Ketua Relawan Indonesia Jaya F. Joko Prasetyo mengatakan, pelatihan The Winner tersebut dilakukan dengan metode yang sangat menyenangkan. Selain praktek life skill, peserta juga dilatih penguasaan leadership. Pendaftaran pelatihan tersebut ditutup pada 16 April dengan target jumlah peserta mencapai 80 anak. “Orang tua tidak boleh menunggu atau melihat. Tidak perlu khawatir meninggalkan anaknya karena akan didampingi oleh para fasilitator yg berpengalaman,” kata Joko, Jumat (8/4).
Dia menambahkan, tim fasilitator dan panitia terdiri dari para psikolog, mahasiswa psikologi semester akhir, dokter, praktisi HRD, pendidik, dan bidang profesional lainnya. RELIJY sendiri merupakan wadah para relawan peduli pendidikan yang aktif memberikan kritik pendidikan di Indonesia. “Kami melakukan pelatihan The Winner sejak 1985 lalu. Sebagian alumni kini menjadi orang-orang yang berhasil. Beberapa di antaranya saat ini ikut melayani sebagai fasilitator,” katanya.
Direktur Spiritindo Training & HR Management Consultant itu menambahkan, banyak orang yang pandai secara akademis di sekolah namun hidupnya tak secemerlang dibanding temannya yg nilai akademisnya hanya rata-rata. “Lalu apa yang harus dibenahi? Orang tua atau sekolah harus juga memperhatikan pengembangan aspek motivasi dan karakter, karena kontribusi terhadap keberhasilan hidup jauh lebih besar,” ujarnya.
Menurutnya, untuk menemukan guru dan sekolah yang memberikan porsi pendidikan motivasi dan karakter yg memadahi, sangatlah langka. Mencari guru yang inspiratif saja tidak gampang. Sebab pendidikan di sekolah masih berfokus pada pengembangan aspek pengetahuan yang menjadikan banyak anak stress atau jenuh sekolah. “Metode belajar menjemukan. Kritik terhadap pendidikan di Indonesia sudah terlalu banyak namun belum cukup mempan untuk merubah kemapanan yang ada,” sesalnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya