Jogja
Selasa, 9 Desember 2014 - 03:20 WIB

Pelepasan Nyamuk Pembunuh DBD, Bagaimana Hasil Ujicoba di Sleman?

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi nyamuk penyebar DBD (JIBI/dok)

Harianjogja.com, BANTUL- Metode penanggulangan demam berdarah dengue (DBD) dengan melepas nyamuk ber-wolbachia telah dilakukan di wilayah Kabupaten Sleman.

Program yang dinamail Eliminate Dengue Project (EDP) yang didukung Yayasan Tahija Indonesia itu baru pertama kali silaksanakan, yakni di Sleman pada awal 2014.

Advertisement

Peneliti Utama EDP Riris Andono Ahmad mengungkapkan pengalaman penelitian di Sleman, sepanjang Januari-Juni 2014, populasi nyamuk ber-wolbachia yang ada di lokasi penelitian sudah mendominasi dibanding populasi nyamuk tanpa wolbachia.

Peneliti, kata dia, juga menemukan indikasi, penularan demam berdarah tidak terjadi di wilayah tersebut.

“Kami menemukan, ada warga terkena demam berdarah dari gigitan nyamuk di luar, namun tidak terjadi penularan di lokal wilayahnya tinggal. Ada indikasi, nyamuk ber-wolbachia ini sudah terbukti manfaatnya,” katanya, di sela ujicoba di Bantul, Senin (8/12/2014).

Advertisement

Penelitian ini dilakukan dengan meletakan 60 telur nyamuk aedes aegypti yang telah mengandung bakteri wolbachia di dalam ember berisi air dan pakan nyamuk. Dalam lima menit setelah diletakan diember, telur menetas menjadi jentik.

Lalu dalam waktu sekitar dua minggu, jentik sudah berubah menjadi nyamuk ber-wolbachia. Ember berisi telur nyamuk itu diletakkan di sejumlah rumah warga.

“Bila yang mengandung wolbachia adalah nyamuk betina dan kawin dengan nyamuk aedes aegypti yang tidak ber-wolbachia, maka keturunannya juga akan mengandung wolbachia, namun bila yang ber-wolbachia adalah nyamuk lelaki lalu kawin dengan nyamuk tanpa wolbachia maka keturunannya akan mati,” ujarnya lagi.

Advertisement

Ditambahkannya bila penelitian tahap pertama selesai dan berhasil, pihaknya akan mendorong pemerintah untuk memperluas sebaran nyamuk ber-wolbachia untuk benar-benar membuktikan pelepasan nyamuk tersebut mampu menekan demam berdarah.

“Kalau penelitian cuma berfokus di wilayah sempit kan tidak bisa melihat bukti angka demam berdarah turun atau tidak, karena mobilitas warga tinggi. Biasa saja dia terkena DBD karena gigitan nyamuk di tempat lain. Kecuali kalau area sebaran diperluas,” lanjutnya.

Kepala Bidang Penanggulangan Masalah Kesehatan (PMK) Pramudi Dharmawan menyatakan, pelepasan nyamuk ber-wolbachia bila berhasil dapat menjadi alternatif pemberantasan demam berdarah selain melalui metode konvensional berupa pemberantasan sarang nyamuk, foging atau penebaran abate.

“Kalau DBD bisa ditekan tentu akan mengurangi biaya untuk pengobatan penyakit ini,” jelas Pramudi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif