Pelestariaan lingkungan dilakukan dengan melepas sidat.
Harianjogja.com, BANTUL – -Sifat alami sidat yang gemar masuk ke dalam lubang, ternyata memberikan efek positif yaitu mengkonservasi sumber daya air di habitat tempat hidupnya. Dengan masuk ke dalam lubang, sidat berperan membantu sumber mata air bawah tanah agar tidak mengecil atau buntu secara alami. Sehingga, sumber mata air tidak mengecil ataupun mengering saat musim kemarau.
Dampak positif itulah yang kemudian mendorong PT. Iroha Sidat Indonesia bekerjasama dengan Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada (UGM) untuk melakukan pelepasliaran sidat di wilayah DIY.
Selain itu, upaya ini dilakukan untuk menjaga ekosistem sidat yang kian tahun kian menipis. “Informasi dari masyarakat di lokasi pelepasliaran sidat tahun 2015, mata air yang kering saat kemarau kini tidak lagi,” ujar Sukardi dosen Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UGM saat acara
“Pelepasliaran Sidat Dalam Rangka Kelestarian Populasi di DIY” di Dusun Puton, Trimulyo, Jetis, Bantul pada Rabu (12/4/2017).
Sebanyak 300 kilogram sidat dengan bobot masing-masing 10 gram dilepasliarkan pada acara kali ini. Bendung di Dusun Puton ini dipilih karena letaknya paling atas sehingga diharapkan nantinya sidat dapat menyebar ke bendung-bendung lain di bawahnya. Karena sidat tumbuh di kawasan air tawar dan akan bermigrasi untuk berkembang biak di perairan laut dalam.
“Sidat akan mudah ditemukan di sungai-sungai yang terkoneksi dengan laut karena ia akan bermigrasi saat mau bertelur. Harusnya kita memiliki fish way, Indonesia harus punya SOP dalam membangun pelintang sungai,” ujar Sukardi.
Fish way ini nantinya akan memudahkan perkembangbiakan sidat di perairan laut dalam, sehingga populasinya terjaga. Hal tersebut menjadi penting karena sidat adalah komoditi ekspor yang sangat diminati khususnya oleh Jepang, Korea, dan Cina.