Jogja
Rabu, 18 Juli 2012 - 10:51 WIB

PELUANG USAHA: Bisnis Burjo Kian Moncer di Jogja

Redaksi Solopos.com  /  Harian Jogja  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Salah satu warung burjo di Jogja (JIBI/Harian Jogja/Garth Antaqona)

Salah satu warung burjo di Jogja (JIBI/Harian Jogja/Garth Antaqona)

JOGJA–Jogja sebagai Kota Pelajar tak hanya identik dengan angkringan tapi juga warung bubur kacang ijo alias burjo. Bisnis makanan murah khas pedagang asal Jawa Barat ini terus mengalir di Jogja.

Advertisement

Hingga kini tercatat sekitar 2000-an pedagang burjo di Kota Gudeg dengan omzet per hari mencapai hingga jutaan rupiah.

Era 1990-an keberadaan burjo tak seramai saat ini. Kala itu ekspansi pedagang yang kebanyakan berasal dari daerah Kuningan, Jawa Barat ini baru dimulai. Namun kini jumlahnya mencapai ribuan.

“Yang dari Kuningan saja tercatat 1.500 pedagang, ditambah daerah Jawa Barat lain diperkirakan hingga 2.000 pedagang burjo,” terang Ketua Paguyuban Pengusaha Warga Kuningan (PPWK) sekaligus paguyuban pedagang Burjo, Andi Waruga, Selasa (17/7).

Advertisement

Bisnis usaha mikro ini eksis berkat kehadiran mahasiswa yang belajar di Jogja. Burjo yang letaknya strategis di permukiman mahasiwa, omzet per hari menurut Andi, mencapai jutaan rupiah. “Kalau strategis sehari bisa Rp1 juta, Rp2 juta. Kalau letaknya nggak strategis paling ratusan ribu. Tapi lumayanlah bisa menghidupi keluarga,” tutur pemilik warung burjo di daerah Glagahsari dekat kampus Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY) ini.

Keberhasilan para pedagang burjo di Jogja menurutnya tersebar dari mulut ke mulut di daerahnya di Kuningan, sehingga banyak yang mencoba mengadu nasib ke Jogja. Para pedagang ini pun kini mulai berjejaring dengan membentuk paguyuban di antaranya PPKW. Saat ini tercatat sebanyak 300 pedagang burjo sudah tergabung dalam lembaga itu.

Perampok Jadi Ancaman

Advertisement

Sementara itu, Menjadi penjual burjo yang buka sampai 24 jam bukanlah pekerjaan yang mudah, terutama soal keamanan. Muhammad Imam atau yang akrab disapa Chamonk, pengelola burjo Boga Rasa 88 di Jalan Veteran, ini mengaku pernah dua kali menjadi korban perampokan yang menimpa pada dirinya di saat menjaga warung. Kejadian dialami tiga bulan yang lalu.

“Tiga bulan yang lalu di tempat ini, kami dirampok. Semua barang berharga dan uang kami di rampas dengan ancaman,” ungkap Chamonk, Selasa (17/7) kepada Harian Jogja.

Perampokan terjadi di tengah malam kisaran pukul 01.00 WIB, dengan modus pelaku berpura-pura sebagai orang yang memesan minuman. Perampok berhasil membawa ponsel dan uang hasil jualan senilai Rp600.000.

Sementara itu, Paris Prasetya, pengelola warung 24 jam Pasundan di Gang Topati, Tamansiswa, Jogja, mengaku lebih nyaman untuk memilih tempat berjualan yang berdekatan dengan tempat keramaian seperti indekos. Di tempat yang ramai dia lebih merasa aman.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif