Jogja
Jumat, 13 Maret 2015 - 21:40 WIB

PELUANG USAHA : Mau Beternak? Berani Coba Udang Galah GI Macro II?

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gubernur DIY (paling kiri) melepaskan benih udang galah GI Macro II di lahan pertanian padi milik Pokdakan Mina Ngelo Sembada, Harjobinangun, Pakem, Sleman, Kamis (12/3/2015). (JIBI/Harian Jogja/Rima Sekarani I.N.)

Peluang usaha dibidang perikanan terbuka luas. Sebab saat ini terdapat udang galah GI Macro II yang dapat tumbuh lebih cepat

Harianjogja.com, SLEMAN-Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan resmi memperkenalkan sistem pertanian udang galah bersama padi (ugadi) dengan jenis benih GI Macro II di Dusun Ngelo, Harjobinangun, Pakem, Sleman, Kamis (12/3/2015). Benih udang galah sebanyak 10.000 ekor ditebar di lahan pertanian padi seluas 1.000 meter persegi.

Advertisement

Kepala Balitbang Kelautan dan Perikanan, Achmad Purnomo mengungkapkan benih udang galah yang ditebar hari itu mampu tumbuh lebih cepat dibanding udang galah pada umumnya. Diperkirakan, udang galah siap konsumsi sudah bisa dipanen dalam tiga bulan mendatang.

“Ini benih udang galah unggul versi kedua yang baru dirilis tahun 2014 lalu. Jadi ini sudah bukan udang galah uji coba lagi,” ungkapnya usai acara penebaran benih udang galah bersama Gubernur DIY dan Bupati Sleman, Kamis pagi.

Dari lahan pertanian padi seluas 1.000 meter persegi bisa dihasilkan satu kuintal udang galah siap konsumsi. Rata-rata beras yang dipanen pun bisa satu kuintal lebih tinggi dari pada biasanya, yaitu sekitar enam sampai tujuh kuintal.

Advertisement

“Proporsi kepala udang juga sudah berhasil kita turunkan hingga 40 persen. Jadi bagian daging yang termakan bisa lebih banyak,” kata Ahman menjelaskan.

Achmad mengatakan, penelitian dan pengembangan sistem ugadi sudah dimulai sejak 2011. Salah satu bagian program pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk masyarakat (IPTEKMAS) tersebut memang mencoba memaksimalkan peran peneliti dan penyuluh lapangan.

Achmad menambahkan, sistem penanaman padi yang diterapkan pada ugadi di Ngelo hanya mengadopsi yang sudah ada, yaitu pola tanam jajar legowo.

Advertisement

“Sisa pakan dan metabolisme udang galah akan menjadi pupuk bagi padi. Artinya, kita mengurangi biaya pupuk. Padinya pun jadi bisa disebut padi organik. Jika diberi label kalau padinya organik, harga berasnya juga jadi lebih tinggi,” ujarnya kemudian.

Ketua Pokdakan Mina Ngelo Sembada, Martinus Manulang juga mengaku optimis dengan benih udang galah GI Macro II.

“Petani di sini sudah sejak 2013 menerapkan ugadi sehingga teknis pengelolaannya nanti barangkali tidak akan menemukan kendala berarti. Selain ugadi, kami juga masih terus menerapkan minapadi,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif