SOLOPOS.COM - Gedung Pusat UGM Yogyakarta (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Peluang usaha diinisiasi mahasiswa UGM.

Harianjogja.com, SLEMAN– Sebanyak lima orang mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) membuat satu layanan bimbingan belajar (bimbel) secara online.

Promosi Skuad Sinyo Aliandoe Terbaik, Nyaris Berjumpa Maradona di Piala Dunia 1986

Melalui aplikasi ini, siswa tak harus pusing memikirkan jarak tempuh dan biaya tempuh dari rumah ke tempat bimbel. Layanan ini diklaim telah memberikan omzet sekitar Rp25 juta tercatat pada Juli 2016.

Lima mahasiswa yang berhasil menciptakan layanan yang berakronim WhatsAppBimbel ini adalah Nurul Ariatama Saputri (Filsafat), Oka Priambodo (Filsafat), Farichatul Chusna (Ilmu Ekonomi), Rahmat Hidayat (Akuntansi), Ulfa Aulia Priardhani (Manajemen).

Ide awal adanya Whasabbi muncul ketika mereka menyadari, pelajar di masa sekarang mendapat tuntutan untuk mendapat nilai tinggi secara akademis, tidak sedikit dari mereka yang menjatuhkan pilihan untuk mengikuti bimbel, agar mencapai prestasi akademik yang diinginkan. Meski demikian, tidak semua anak dapat mengikuti yang digelar secara offline, dengan beragam alasan. Misalnya jarak tempuh dari rumah ke lokasi bimbel yang jauh, biaya mahal, hingga cuaca yang tak menentu, yang bisa saja menjadi penghalang untuk berangkat bimbel.

“Saya dulu juga pernah mengikuti bimbel secara online, namun saya kurang puas, karena tidak bisa bertanya jawab. Komunikasi di bimbel online itu searah, saya ingin ada bimbel menggunakan media online namun ada komunikasi dua arah,” kata Oka Priambodo, salah seorang anggota tim dalam temu media, Jumat (29/7/2016).

Ia melanjutkan, tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKM-K) yang mengembangkan layanan ini, awalnya ingin membuat sebuah aplikasi bimbel online, hanya saja karena minimnya biaya yang dimiliki oleh tim, akhirnya mereka memilih menggunakan layanan pesan WhatsApp.

Produk yang mengusung tagline Your Online Learning Solution ini menawarkan fleksibilitas, kepraktisan, dan kenyamanan dalam pembelajaran siswa karena dilakukan secara online. Bersama Whasabbi, untuk mendapatkan pelajaran tambahan siswa tidak perlu lagi mengkhawatirkan soal jarak, cuaca, ataupun biaya. Belajar bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja.

Anggota lain dari tim, yakni Rahmat Hidayat menyebutkan, sistem layanan di Whasabbi dimulai sejak seorang konsumen mendaftar, kemudian ia akan mentransfer biaya bimbel sebesar Rp150.000 per delapan pertemuan per mapel. Lalu, nomor ponsel yang bersangkutan akan diundang untuk ikut dalam grup, yang merupakan pengganti kelas bimbel.

Namun, setiap konsumen sebelumnya dapat memilih mapel yang akan dipilih, termasuk jenis kelas yang akan diikuti dalam bimbel. Ada kelas umum yang berisi 100 orang dalam satu grup, dan komunikasi hanya satu arah. Mereka akan diberikan video ajar, foto, dan pesan suara yang berisikan materi serta pembahasan mapel saja. Kelas lainnya adalah kelas khusus maksimal diikuti tiga orang dengan komunikasi dua arah, namun di kelas khusus setiap konsumen dapat bertanya kepada tentor mengenai kesulitan yang masih ia alami dalam memahami materi.

“Dulu pernah ada peserta yang ingin bertemu agar lebih memahami materi, namun untuk itu diperlukan kesepakatan khusus antara tentor dan peserta. Karena memang sejak awal konsep kami adalah bimbel online,” imbuhnya.

Total tentor dalam Whasabbi ada 18 orang, terdiri dari sembilan tentor utama dan sembilan tentro cadangan. Tentor berasal dari mahasiswa Diploma, Strata Satu, Magister UGM, ke depan tim akan mulai menjalin kerjasama dengan sejumlah tentor di luar UGM, bahkan di luar Daerah Istimewa Yogyakata (DIY) agar layanan Whasabbi bukan hanya bisa diikuti oleh siswa DIY, melainkan juga siswa dari daerah lain. Langkah ini juga menjadi satu cara melebarkan sayap bisnis Whasabbi, yang kini sudah memiliki sekitar 126 peserta bimbel dari wilayah DIY.

Ada tiga paket yang bisa dipilih, paket satuan mapel atau paket Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial. Tim berharap, produk yang juga berhasil lolos maju dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) yang akan dihelat pada 8-12 Agustus 2016 mendatang ini, bisa menjadi solusi bagi siswa yang ingin tetap mendapat nilai akademik bagus, meskipun memiliki kesibukan lain selain belajar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya