Jogja
Rabu, 21 Januari 2015 - 01:20 WIB

PEMALSUAN GALON AIR MINERAL : Sepekan Bisa Hasilkan 100 Galon

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kapolsek Mlati, Kompol Sarwendo menunjukkan sejumlah barang bukti yang disita dari home industri pengemasan air mineral palsu milik Dwi, Senin (19/1/2015). (JIBI/Harian Jogja/Sunartono)

Pemalsuan galon air mineral, tersangka dapat ‘memproduksi’ sebanyak 100 galon per minggu.

Harianjogja.com, SLEMAN-Selesai ‘diproduksi’, tersangka Dwi Purwanto, 42 menjual air mineral galon itu ke toko kelontong sebesar Rp12.000 hingga Rp13.000. Keuntungan yang didapatkan minimal Rp6.000 tiap galonnya. Dalam sepekan ia memproduksi sekitar 100 galon untuk diantar dua kali.

Advertisement

Dwi mengedarkan sendiri galon-galon itu karena belum memiliki karyawan. Peredaran tidak hanya di area Mlati, tetapi juga sampai di Cangkringan dan sejumlah kecamatan lain di Sleman. Ada puluhan toko yang didrop air kemasan galon palsu dari Dwi. Sekali datang pada satu toko ia memasok sedikitnya 20 galon. Untuk tisu galon ia juga membeli dari oknum satpam salahsatu distributor air mineral, Rp3.500 mendapatkan 48 bungkus.

Untuk menutupi praktik gelapnya, di rumah Dwi tetap memilik stok air mineral kemasan galon yang asli. Terutama untuk mengantisipasi ketika terjadi komplain. Selain soal rasa, ia biasa mendapat komplain dari penjual karena air sudah berlumut belum genap sepekan. Komplain itu langsung ditanggapi dengan mengganti dengan kemasan yang asli.

“Pernah di Gamping ada yang komplain karena berlumut. Mungkin karena terkena matahari,” ungkap warga Sendangadi, Mlati ini.

Advertisement

Dwi sebenarnya sudah memiliki pengalaman banyak tentang kemasan air mineral dalam galon. Setahun silam itu keluar dari tempat bekerja di distribusi air galon. Kemudian membuka usaha distribusi air galon yang asli. Dengan dalih untuk mengangsur kredit mobil pikap sebesar Rp2 Juta perbulan, ia lalu menggeluti bisnis pemalsuan air mineral itu.

Agar tidak diketahui tetangga yang datang ke rumahnya. Ia menyiapkan kamar khusus di rumahnya sebagai tempat ‘penyulingan’. Terakhir ia memproduksi sepekan yang lalu. Anggota keluarganya mengetahui pengemasan air mineral palsu itu. Bahkan Dwi meyakini ada sejumlah tetangga yang mengetahui. Kini Dwi harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif