SOLOPOS.COM - Kapolsek Mlati, Kompol Sarwendo menunjukkan sejumlah barang bukti yang disita dari home industri pengemasan air mineral palsu milik Dwi, Senin (19/1/2015). (JIBI/Harian Jogja/Sunartono)

Pemalsuan merek air mineral, pelaku menggunakan potongan kaos sebagai saringan utama.

Harianjogja.com, SLEMAN-Dwi Purwanto sudah setahun menekuni bisnis air mineral palsu. Bagaimana sisik melik usaha dengan menggunakan air sumur untuk diedarkan secara mandiri itu?

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Tidak butuh alat filter yang canggih dengan harga ratusan juta. Dwi membuat terobosan konyol untuk membuat air kemasan air galon palsu. Hanya sepotong kaos dalam, ukuran anak kecil berwarna putih dijadikan sebagai saringan utama. Rupanya kaos bekas yang sudah tampak lusuh itu menjadi filter utama dalam proses pengemasan air galon ala Dwi. Kaos bekas itu cukup ditutupkan pada ujung peralon yang terhubungan dengan pompa air. Sehingga air sumur yang disedot melalui saringan kaos itu lalu diteruskan dengan selang air ukuran kecil ke dalam galon.

“Hanya disaring dengan kaos bekas lalu dikemas,” ungkap Dwi saat ditemui di Mapolsek Mlati, Senin (19/1/2015) kemarin.

Dwi menyadari air yang dikemas itu air mentah. Sehingga jauh dari nilai higienis. Air bisa terinfeksi bakteri apa saja. Setelah galon bermerk air mineral itu diisi air sumur. Dwi sudah menyiapkan tutup galon air mineral. Ia memiliki dua jenis tutup. Pertama, tutup galon asli produk bermerk. Tidak perlu susah, langsung bisa ditutupkan. Tetapi butuh modal, ia harus mengeluarkan Rp7.000 per item tutup. Pasokan tutup botol asli didapatkan dari seorang oknum sekuriti yang bekerja di salahsatu distributor air mineral. Oknum itu biasa memberitahu melalui pesan singkat
jika terdapat pasokan tutup.

Tetapi untuk menekan modal, Dwi membuat alternatif kedua. Yaitu mencari atau membeli tutup aqua galon bekas. Tutup bekas itu kemudian disolder atau dipanaskan agar merekat karena sebelumnya sudah terbuka. Agar bisa ditutupkan pada mulut galon Dwi memiliki cara khusus, yaitu dengan merebus tutup itu ke dalam air panas. Setelah panas dan melar kemudian baru diambil untuk ditutupkan.

“Saya tahu caranya setelah mencoba-coba. Sebelumnya tutupnya tidak direbus setelah saya pasang bisa pecah,” kata pria kelahiran 1973 ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya