SOLOPOS.COM - Pabrik es di Pantai Baru Bantul mangkrak karena sumber energi yakni pembangkit listrik tenaga angin dan sinar matahari rusak. (JIBI/Harian Jogja/Bhekti Suryani)

Harianjogja.com, BANTUL- Pabrik es di Pantai Baru Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan Bantul kini mangkrak karena inverter pada pembangkit listrik tenaga angin dan tenaga surya rusak.

Sejak inverter rusak pada Desember 2012, warga secara swadaya membuat inverter sederhana dengan biaya hingga Rp10 juta. Namun kapasitas daya yang dihasilkan sangat kecil, yakni hanya 2.000 hingga 3.000 watt.

Promosi Antara Tragedi Kanjuruhan dan Hillsborough: Indonesia Susah Belajar

Daya sebesar itu tak mampu memenuhi kebutuhan energi di Pantai Baru. Bahkan pabrik es di Pantai Baru kini mangkrak tak beroperasi.

“Cuma seadanya saja, hanya untuk penerangan warung sama jalan, kalau kurang, nyedot listrik PLN, tentu dengan kompensasi biayanya yang lebih mahal,” kata Wijiyo, 59, operator pembangkit listrik tenaga angin dan tenaga surya di Pantai Baru saat ditemui Minggu (3/11/2013).

Bahkan menurutnya, untuk menyuplai energi, pihaknya sering menghidupkan mesin diesel dengan bahan bakar premium. Kondisi itu diakui ironis, sebab keberadaan tenaga hybrid itu dimaksudkan sebagai upaya mengurangi penggunaan bahan bakar minyak.

Tak beroperasinya energi hybrid secara maksimal memaksa warga setempat mengeluarkan biaya lebih tinggi untuk keperluan nelayan dan warung makan. Misalnya keperluan es batu. Di pabrik es yang mangkrak tersebut, es batu sebelumnya hanya dijual 500 rupiah per kilogram untuk es balok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya