SOLOPOS.COM - Ilustrasi petani tembakau (Dok/JIBI)

Harianjogja.com, BANTUL– Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan menggunakan anggaran pendapatan dan belanja daerah setempat mengalokasikan dana sekitar Rp113 juta untuk menyelesaikan pembangunan gudang tembakau di Desa Selopamioro.

“Direncanakan pada November 2014 ‘finishing’ bangunan gudang tembakau bisa direalisasikan, yakni untuk pengadaan bahan bangunan sebesar Rp85,9 juta, dan insentif kerja ‘finishing’ gudang sebesar Rp27,1 juta,” kata Bupati Bantul Sri Surya Widati, Senin (13/10/2014).

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Menurut dia, gudang tembakau di atas tanah kas Desa Selopamioro seluas 16 kali 35 meter tersebut, dibangun pada Agustus 2009 dengan menggunakan dana bantuan sosial dari dana hasil bagi hasil cukai tembakau (DHBHCT) atau APBD DIY sebesar Rp100 juta, serta swadaya masyarakat petani sebesar Rp300 juta.

Bupati mengatakan sampai saat ini bangunan gudang tembakau yang dikelola kelompok tani Desa Selopamioro itu telah terselesaikan sekitar 80%, sehingga masih memerlukan dukungan dana untuk penyelesaian akhir gudang tembakau tersebut.

“Makanya dijanjikan oleh Pemkab Bantul melalui Dinas Pertanian dan Kehutanan akan dibantu untuk penyelesaian bangunan gudang tembakau itu, dan mudah-mudahan dalam APBD Perubahan bisa disetujui,” kata bupati Bantul.

Ia mengatakan bantuan penyelesaian gudang tembakau diupayakan, mengingat gudang tembakau sebagai salah satu pasar tembakau yang sudah dikenal dan digunakan petani tembakau untuk proses pemasaran dan rajangan kering.

Bahkan, menurut bupati, petani tembakau khususnya kelompok tani di wilayah Selopamioro dapat merasakan manfaat adanya gudang yang dikelola dengan baik oleh pengurus maupun manajer gudang tembakau.

“Ada jaminan pasar yang lebih baik sehingga petani dapat menitipkan atau menjual tembakau di gudang tersebut sambil menunggu harga rajangan kering yang lebih baik dibandingkan pada saat panen raya,” katanya.

Sementara itu, Pelaksana tugas Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul, Partogi Dame Pakpahan mengatakan, luas tanaman tembakau di Bantul sekitar 200 hektare dengan sebagian besar dikembangkan di Siluk, Desa Selopamioro karena lokasinya yang cocok untuk tanaman tersebut.

“Tembakau Siluk [Selopamioro, Bantul] dipasarkan ke pabrik-pabrik rokok di berbagai daerah, jadi tembakau dari berbagai daerah dikumpulkan, misalnya tembakau Madura, tembakau Temanggung dan Bantul dicampur jadi satu, dan jadilah rokok itu,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya