Jogja
Rabu, 4 Januari 2017 - 17:55 WIB

PEMBANGUNAN GUNUNGKIDUL : 2017, Infrastruktur Desa Masih Jadi Prioritas

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Salah seorang pengendara motor melintas di jalan menuju Pantai Timang. Mayoritas jalan di pantai tersebut masih didominasi oleh tatanan batu alam. Jumat (11/11/2016). (David Kurniawan/JIBI/Harian Jogja)

Pembangunan Gunungkidul pada 2017 masih memprioritaskan infrastruktur desa

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL– Dana Desa di 2017 masih akan terkuras untuk pembangunan infrastruktur di wilayah pedesaan.Pembangunan fisik dianggap sebagai salah satu cara mengentaskan kemiskinan.

Advertisement

Mantan Camat Rongkop Asis Budiarto mengatakan, berkaca dari Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPD) 2017 yang disusun sejumlah Pemerintah Desa, pembangunan fisik alias infrastruktur masih mendomnasi.

“Bahkan 60% anggaraan tersedot untuk pembangunan fisik,” ungkap Asis Budiarto yang resmi menjabat sebagai Camat Tepus mulai Selasa (3/1/2017).

Pemerintah Desa selama ini berkoordinasi dengan Pemerintah Kecamatan dalam menyusun rencana pembangunan 2017. Rencana pembangunan sebelumnya digodok dalam musyawarah rencana pembangunan (Musrenbang). Mendominasinya pembangunan fisik menurut Asis karena saat ini kondisi infrastruktur di desa belum memadai.

Advertisement

Peningkatan anggaran desa yang digelontorkan Pusat maupun kabupaten merupakan kesempatan berharga bagi Pemerintah Desa membangun infrastruktur di wilayah mereka.

“Pembangunan infrastruktur itu ada dua. Didanai kabupaten atau desa. Pembangunan jalan saja ada yang didanai kabupaten ada yang didanai desa,” tutur dia.

Sejatinya, kata Asis Budiarto, pembangunan non fisik seperti pemberdayaan masyarakat juga tidak kalah penting dibanding infrastruktur karena menyangkut peningkatan kapasitas sumber daya manusia warga desa. Ia berharap, ke depan porsi pembangunan non fisik kian meningkat.

Advertisement

Camat Ponjong Susila Marwanto mengatakan, di wilayahnya porsi pembangunan infrastruktur juga menelan anggaran hingga 60%. Di pedalaman kata dia, warga desa sangat membutuhkan pembangunan fisik seperti jalan, talut dan bangunan gedung.

Pembangunan infrastruktur antara lain ditujukan untuk mengentaskan kemiskinan. “Misalnya gedung Paud [Pendidikan Anak Usia Dini], wajib dianggarkan untuk dibangun. Itu untuk pembangunan manusia juga untuk pengentasan kemiskinan kedepannya,” papar Susila Marwanto.

Saat ini kata dia,di Ponjong juga tengah digencarkan pembangunan jamban di rumah warga untuk mengentaskan masalah kesehatan dan perilaku buang air besar sembarangan. “Jadi pembangunan fisik itu juga kami maknai untuk mengatasi masalah kesehatan selain kemiskinan,” tuturnya lagi.

Ke depan kata dia, tren pembangunan fisik akan berkurang setelah seluruh infrastruktur dibangun. Ia berharap porsi pemberdayaan ke depan kian meningkat.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif