SOLOPOS.COM - Anggota Komisi C DPRD Gunungkidul Anton Supriyadi saat melihat bangunan baru gedung IGD milik RSUD Wonosari, Sabtu (31/12/2016). (David Kurniawan/JIBI/Harian Jogja)

Pembangunan Gunungkidul di RSUD Wonosari mendapat sorotan

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL– Direktur PT Kusuma Karya, Budi Susetia berharap polemik gedung baru di Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari untuk disamaratakan.

Promosi Ayo Mudik, Saatnya Uang Mengalir sampai Jauh

Pasalnya dalam pembangunan itu terdapat tiga pengerjaan, dan proyek yang ia kerjakan untuk pembangunan ruang rawat inap kelas III senilai Rp5,3 miliar dapat selesai tepat waktu.

Menurut dia, bukti ketepatan pengerjaan ini ditandai dengan diresmikannya gedung tersebut oleh Pejabat Sekretaris Daerah Supartono pada Jumat (30/12/2016) lalu. Bahkan, sambung Budi, proses serah terima pengerjaan sudah dilakukan satu minggu sebelum proses peresmian, tepatnya pada 22 Desember lalu.

“Kalau tempat kami bisa selesai tepat waktu dan proses pembayaran juga rampung pada saat serah terima pengerjaan. Jadi tempat kita tidak ada masalah,” ungkap Budi kepada Harianjogja.com, sekaligus mengklarifikasi tentang pemberitaan Atap Bocor, Bupati Gagal Resmikan Gedung IGD yang terbit pada Sabtu (31/12/2016) lalu.

Menurut Budi, klaim yang diungkapkannya bukan tanpa dasar. Sebab setelah munculnya pemberitaan tentang gedung baru RSUD, Komisi C DPRD Gunungkidul langsung melakukan inspeksi mendadak. Hasilnya dari tiga pembangunan, gedung rawat inap mendapatkan pujian.

“Kalau tidak percaya silakan lihat sendiri. Bahkan untuk saat ini, ruangan tersebut juga bisa langsung dioperasikan karena peralatan yang ada sudah lengkap,” katanya.

Dia menjelaskan, dalam proses pembangunan gedung di RSUD ada tiga proyek. Salah satunya pengerjaan itu adalah pembangunan rawat inap kelas III yang dimenangkan PT Kusuma Karya. Sedang untuk proyek lainnya pembangunan gedung Instalasi Gawat dan Radiologi.

Namun demikian, ia tidak mau mengomentari dua proyek yang lain karena hal tersebut merupakan kewajiban dari masing-masing rekanan. “Wartawan tahu sendiri bagaimana kondisinya dan itu biar jadi urusan mereka. Yang terpenting pekerjaan kami dapat selesai dan diresmikan tepat waktu,” tegasnya.

Budi menambahkan, pengerjaan yang tepat waktu merupakan prinsip yang dipegang perusahannya. Sebab dengan pengerjaan yang molor bisa mendatangkan masalah, baik itu mengenai proses pembayaran hingga mendapatkan sorotan publik.

“Bukti komitmen itu, kami pernah mendapatkan rekor MURI terkait dengan proyek. Jadi ini yang kami pegang selamanya,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya