SOLOPOS.COM - Ratusan jirigen mengantre menunggu diisi oleh petugas di SPBU Patalan, Jetis, Bantul Minggu (24/8/2014). Pemangkasan alokasi BBM bersubsidi sebesar 5% Selasa mulai (19/8/2014) lalu memicu antrean BBM bersubsidi di sejumlah SPBU di Bantul. (JIBI/Harian Jogja/Bhekti Suryani)

Harianjogja.com, BANTUL- Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi di Kabupaten Bantul kian meluas. Sejak pagi hari, sejumlah Stasiun Bahan Bakar Umum (SPBU) di Bantul sudah menutup penjualan BBM bersubsidi karena kehabisan stok.

Pantauan media ini di Bantul Senin (25/8/2014), kelangkaan BBM bersubsidi tidak hanya terjadi di wilayah selatan yang merupakan sentra pertanian, namun telah meluas ke utara dan berbagai wilayah lainnya.

Promosi Alarm Bahaya Partai Hijau di Pemilu 2024

Sejak Senin pagi, sejumlah SPBU antara lain dua SPBU di Piyungan, Wonokromo, Pleret dan SPBU Ghose Bantul sudah menutup layanan penjualan BBM bersubsidi akibat kehabisan stok. Ratusan warga terpaksa membeli bahan bakar pertamax seharga Rp11.500 per liter.

Bahkan untuk mendapatkan BBM non subsidi tersebut, warga juga harus mengantre hingga ke jalan. Seperti saat membeli premium. Florensia, salah seorang pembeli pertamax mengatakan, terpaksa membeli BBM tersebut karena kesulitan mendapatkan bensin.

“Di beberapa SPBU bahkan pertamax juga sudah habis, terutama di SPBU wilayah selatan,” kata warga Ganjuran, Bambanglipuro tersebut, Senin (25/8/2014).

General Manager SPBU Ghose Bantul Subroto mengatakan, pasokan BBM bersubsidi ke SPBU-nya berkurang cukup drastis. “Biasanya 24 ton menjadi 16 ton. Tapi diselang-seling, dua hari sekali 16 ton, dua hari lagi 24 ton,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya