Jogja
Minggu, 17 Agustus 2014 - 06:15 WIB

PEMBATASAN SOLAR BERSUBDISI : Kopatek Minta Pemerintah Tak Hapus Subsidi Solar

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Harianjogja.com, BANTUL – Koperasi Angkutan Jogja-Kretek (kopatek) Bantul mengaku resah mengenai pembatasar solar bersubsidi. Terlebih perihal rencana penghapusan subsidi jenis solar untuk kebutuhan angkutan umum.

Ketua Kopatek Bantul Sutrisno mengatakan kebijakan penghapusan subsidi solar sangat menganggu pengusaha dan awak angkutan umum. Mereka meminta kebijakan tidak berpihak masyarakat kecil itu tidak dilanjutkan.

Advertisement

“Baru beritanya saja sudah membuat awak angkutan resah. Kami semua keberatan rencana itu,” katanya kepada Harianjogja.com, Jumat (15/8/2014).

Kopatek sendiri belum banyak mengetahui lebih jauh kebijakan penghapusan subsidi solar, apakah berlaku untuk semua jenis kendaraan atau hanya kendaraan pribadi. Hanya saja, mereka kuatir penghapusan subsidi juga akan berdampak pada harga lain di Bantul.

Menurut Sutrisno, sejalan sepinya penumpang jalur Jogja-Kretek memaksa awak angkutan yang ada tidak bisa beroperasi seluruhnya. Tercatat dari sebanyak 56 unit minibus hanya sekitar 16 yang tiap hari beroperasi mengangkut penumpang umum.

Advertisement

Jika subsidi solar dihapus, lanjut Sutrisno, jelas akan memukul sopir dan pengusaha atau pemilik bus. Saat ini pendapatan sopir jalur Jogja-Kretek rata-rata hanya kisaran Rp30.000 sampai dengan Rp40.000 per harinya dengan setoran pengusaha hanya Rp50.000 per hari.

“Itupun kami sudah sangat terpaksa jalan tanpa kernet yang harusnya tidak dibenarkan secara aturan. Bagaimana lagi kalau pakai kernet sopir mau dapat penghasilan berapa,” lanjut Sutrisno.

Hingga kemarin belum ada penjelasan secara resmi dari pemerintah rencana pemberlakukan penghapusan subsidi solar tersebut. Angkutan umum melalui paguyuban koperasi ini tengah memantau kebijakan tersebut dan tidak bisa menjamin apabila kebijakan itu ditetapkan tidak akan gejolak di masyarakat tingkat bawah.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif