Jogja
Selasa, 7 Januari 2014 - 21:10 WIB

Pembebasan Lahan Terganjal, Penataan Pasar Seni Gabusan Tertunda

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto Pasar Seni Gabusan (JIBI/Harian Jogja/Antara )

Harianjogja.com, BANTUL- Kepala Bagian Tata Pemerintahan (Tapem) Pemkab Bantul Danang Erwanto membenarkan ihwal tak disetujuinya anggaran pembelian lahan Pasar Seni Gabusan (PSG) di APBD 2014.

Sebelumnya, kata Danang, Pemkab sempat mengajukan anggaran pembelian lahan untuk PSG di APBD tahun ini. Kala itu, nilai yang diajukan Rp10 miliar.

Advertisement

Dasarnya memang bukan dari hasil audit atau perhitungan aset oleh tim appraisal, namun beradasarkan asumsi harga pasaran.

Alhasil kata Danang, pengajuan kembali anggaran pembebasan lahan PSG paling cepat dilaksanakan pada pertengahan tahun depan. Atau pada pembahasan APBD Perubahan 2014 yang biasanya berlangsung Agustus.

Dengan perkiraan, hasil audit tim appraisal atas aset PSG sudah selesai beberapa waktu ke depan.

Advertisement

Artinya, rencana Pemkab Bantul mengembangkan kawasan ini pun dapat tertunda karena menunggu lahan sah dibeli Pemkab Bantul.

“Logikanya tanah dimiliki dulu baru nanti dibangun, ya menunggu setelah jual beli selesai mungkin enggak bisa [pengembangan PSG] tahun ini, tapi soal itu lebih jelasnya di Disperindagkop [Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi]. Kalau kami hanya menangani pembelian lahan,” terang Danang.

Kawasan PSG rencananya akan dibangun perhotelan, panggung kesenian dan ruang meeting serta disewakan ke masyarakat. Pemkab Bantul kabarnya menggandeng Jogja Investment Forum (JIF) untuk mengelola kawasan ini.

Advertisement

Upaya mengembangkan PSG menjadi bisnis properti dilakukan setelah program pemerintah memasarkan produk-produk hasil kerajinan Bantul di kawasan tersebut gagal.

Kepala Disperindagkop Bantul Sulistyanta mengakui, hingga kini tim appraisal masih bekerja menghitung aset lahan PSG sebagai dasar untuk membebaskan kawasan itu.

Pemkab tetap pada rencana awal menguasai lahan tersebut, sebab selama ini hanya menyewa dari Pemerintah Desa Timbulharjo. “Sampai sekarang belum selesai auditnya, jadi berapa nilai aset PSG belum diketahui,” terang Sulistyanta.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif