SOLOPOS.COM - Proyek pembangunan flyover Jombor Sleman. (JIBI/Harian Jogja/Gigih M Hanafi)

Harianjogja.com, SLEMAN- Proses pembebasan tanah untuk pembangunan fly over Jombor Sleman memang cukup alot.

Sejumlah warga di sisi selatan dan barat fly over sudah merelakan pembebasan tanahnya untuk pembangunan jalan. Namun, beberapa warga yang menempati tanah bekas lahan milik PT.KAI masih enggan melepaskan tanahnya.

Promosi Banjir Kiper Asing Liga 1 Menjepit Potensi Lokal

Pembicaraan antara Satuan Kerja (Satker) Pelaksanaan Jalan Nasional DIY Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dan beberapa warga yang tanahnya terkena proyek belum menemukan titik temu.

Besar ganti rugi yang ditetapkan oleh Satker untuk pembebasan lahan maksimal Rp4,5 juta per meter persegi, sementara warga menginginkan ganti rugi Rp10 juta per meter persegi.

Hal tersebut diungkapkan koordinator warga sekitar Jombor yang menolak pembebasan lahan, Darto, saat ditemui Rabu (5/3/2014) siang.

Besar tuntutan ganti rugi yang dikehendaki warga tersebut berdasarkan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) di jalan sekitar Jombor yang senilai Rp 2.013.000. Warga kemudian membandingkan dengan harga lahan di Ring Road yang ditebus sebesar 5 kali lipat dari NJOP.

“Selama tiga tahun ini, masalah pembebasan lahan tidak ada perkembangan,” ungkap Darto.

Januari lalu, DPRD Provinsi DIY telah menggelar mediasi antara Satker dan warga yang menolak pembebasan lahan. Hadir pula perwakilan dari Dinas Pekerjaaan Umum dan Perumahan (DPUP) dan Dinas Sumber Daya Air, Energi, dan Mineral (SDAEM).

Dalam pertemuan tersebut, Darto mengungkapkan disepakati adanya peninjauan dan pengukuran kembali tanah warga. “Tapi sampai sekarang, kami belum dipanggil lagi,” ucap Darto.

Diungkapkan Santoso, sementara ini perbaikan di jalan sisi timur dan barat fly over hanya dilakukan dengan pengurukan pasir dan batu. Secara keseluruhan, proyek pembangunan dijadwalkan selesai pada September 2014.

Namun, rencananya operasional fly over sudah akan dimulai pada April 2014. Kondisi jalan yang belum bisa diperbaiki diperkirakan akan membuat operasional jalan layang tidak akan maksimal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya