Jogja
Kamis, 6 Maret 2014 - 15:05 WIB

Pembebasan Tanah Fly Over Jombor, Warga Minta Lima Kali NJOP

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Proyek pembangunan flyover Jombor Sleman. (JIBI/Harian Jogja/Gigih M Hanafi)

Harianjogja.com, SLEMAN- Proses pembebasan tanah untuk pembangunan fly over Jombor Sleman memang cukup alot.

Sejumlah warga di sisi selatan dan barat fly over sudah merelakan pembebasan tanahnya untuk pembangunan jalan. Namun, beberapa warga yang menempati tanah bekas lahan milik PT.KAI masih enggan melepaskan tanahnya.

Advertisement

Pembicaraan antara Satuan Kerja (Satker) Pelaksanaan Jalan Nasional DIY Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dan beberapa warga yang tanahnya terkena proyek belum menemukan titik temu.

Besar ganti rugi yang ditetapkan oleh Satker untuk pembebasan lahan maksimal Rp4,5 juta per meter persegi, sementara warga menginginkan ganti rugi Rp10 juta per meter persegi.

Hal tersebut diungkapkan koordinator warga sekitar Jombor yang menolak pembebasan lahan, Darto, saat ditemui Rabu (5/3/2014) siang.

Advertisement

Besar tuntutan ganti rugi yang dikehendaki warga tersebut berdasarkan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) di jalan sekitar Jombor yang senilai Rp 2.013.000. Warga kemudian membandingkan dengan harga lahan di Ring Road yang ditebus sebesar 5 kali lipat dari NJOP.

“Selama tiga tahun ini, masalah pembebasan lahan tidak ada perkembangan,” ungkap Darto.

Januari lalu, DPRD Provinsi DIY telah menggelar mediasi antara Satker dan warga yang menolak pembebasan lahan. Hadir pula perwakilan dari Dinas Pekerjaaan Umum dan Perumahan (DPUP) dan Dinas Sumber Daya Air, Energi, dan Mineral (SDAEM).

Advertisement

Dalam pertemuan tersebut, Darto mengungkapkan disepakati adanya peninjauan dan pengukuran kembali tanah warga. “Tapi sampai sekarang, kami belum dipanggil lagi,” ucap Darto.

Diungkapkan Santoso, sementara ini perbaikan di jalan sisi timur dan barat fly over hanya dilakukan dengan pengurukan pasir dan batu. Secara keseluruhan, proyek pembangunan dijadwalkan selesai pada September 2014.

Namun, rencananya operasional fly over sudah akan dimulai pada April 2014. Kondisi jalan yang belum bisa diperbaiki diperkirakan akan membuat operasional jalan layang tidak akan maksimal.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif