Jogja
Selasa, 3 Juni 2014 - 14:58 WIB

PEMBUNUHAN KULONPROGO : Motif Tersangka Dari Dendam Hingga Pengasihan

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi penusukan. (cinemaknifefight.com)

Harianjogja.com, KULONPROGO-Berdasarkan reka ulang peristiwa (rekonstruksi) pembunuhan di areal Makam
Satreyan, Pedukuhan Kenaran, Desa Banjarharjo, Kalibawang, Kulonprogo, Senin (2/6/2014), setiap upaya perencanaan persiapan pembunuhan sinkron dengan berita acara pemeriksaan (BAP). Namun dari kabar yang beredar, pembunuhan tersebut berkedok ritual untuk memperoleh ilmu pengasihan.

Kasat Reskrim Polres Kulonprogo, AKP Ricky Boy Sialagan, menuturkan sesuai dengan reka ulang yang telah dilakukan, sejauh ini masih sinkron dengan BAP. Dari 13-adegan yang diperagakan, adegan kedelapan yang paling mematikan. Tersangka, Madep Sapto Utomo, 19, warga Pedukuhan Kempong, Desa Banjaroya, Kalibawang, Kulonprogo menebas leher korban, Muhammad Adib Solekhan, 18, dengan pedang dengan kondisi mata tertutup kain hitam.

Advertisement

Dari adegan tersebut juga diketahui, tersangka mengambil dompet dan motor korban. Namun dugaan perampokan masih ditelusuri kepolisian. Tersangka dijerat pasal 338, 339, dan 340 KUHP tentang pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.

Soal motif, Ricky Boy enggan menguraikan. Menurut dia pelaksanaan reka ulang hanya sebatas melihat kesesuaian BAP dengan kondisi di lapangan. Sementara, kabar yang beredar di masyarakat justru mengarah pada hal lain. Seorang warga yang enggan menyebutkan nama mengatakan pembunuhan ini berkedok ritual untuk memperoleh ilmu pengasihan. Sebab tersangka dikenal sebagai orang yang dikelilingi banyak perempuan.

“Ada kemungkinan korban ingin memiliki ilmu pengasihan juga tetapi dimanfaatkan tersangka untuk mengambil dompet dan motor korban,” ujar dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif