SOLOPOS.COM - Tulisan Welcome to Geopark Gunungsewu terpampang di jalur bokong semar di Jalan Jogja-Wonosari, Kecamatan Patuk, Rabu (7/5/2014). (JIBI/ Harian Jogja/Kusnul Isti Qomah)

Mempertahankan Gunungsewu sebagai jaringan Geopark Dunia tidak mudah butuh perhatian Pemerintah DIY.

Harianjogja.com, WONOSARI – Pemerintah DIY diharapkan ikut berpartisipasi dalam pengelolaan Geopark Gunungsewu. Upaya ini dilakukan salah satunya untuk mempertahankan Gunungsewu dalam jaringan geopark dunia.

Promosi Alarm Bahaya Partai Hijau di Pemilu 2024

General Manger Geopark Gunungsewu Budi Martono mengatakan, untuk mempertahankan posisi Gununsewu dalam jaringan geopark dunia tidaklah mudah. Oleh karenanya diharapkan Pemerintah DIY ikut memberikan bantuan, apalagi status ini akan dilihat ulang setiap empat tahun sekali.

“Penilaian dari geosite ini menyangkut konservasi, pemberdayaan masyarakat dan edukasi. Jika dari kriteria itu tidak bisa dipertahankan maka statusnya bisa lepas,” kata Budi kepada wartawan, Senin (2/5/2016).

Dia menjelaskan, terkait dengan status geopark, pemerintah pusat telah memanggil pihak kabupaten. Harapannya dengan menyadang status itu bisa ikut berpartisipasi memenuhi target kunjungan wisatawan yang dicanangkan di tahun ini. “Ini masuk tugas berat karena selain memenuhi target itu, kami juga harus bisa menjaga kawasan karst yang ada tetap lestari,” tutur mantan Sekda Gunungkidul ini.

Menurut Budi, partisipasi dari Pemerintah DIY bisa diwujudkan dalam dukungan terhadap promosi potensi wisata yang dimiliki di kawasan karst Gunungsewu. Diketahui bahwa di Gunungkidul dan Pacitan memiliki geosite terbanyak dengan 13 titik, sementara di Wonogiri ada tujuh titik geosite. “Kita sudah sampaikan masalah ini dan tinggal menunggu responnya seperti apa,” tuturnya.

Sementara itu, Ketua DPRD Gunungkidul Suharno berharap dengan masuknya Gunungsewu ke dalam jaringan geopark dunia harusnya bisa menjadikan obyek wisata handal, baik itu di mata wisatawan lokan atau pun mancanegara. Oleh karenanya, untuk mewujudkan hal tersebut dibutuhkan kerja keras dan dengan promosi yang terstruktur dan massif. “Tanpa kerja keras, target itu tak akan pernah terpenuhi,” katanya.

Dia menambahkan, keberadaan Gunungsewu bukan semata-mata sebagai destinasi wisata. Namun, yang paling penting adalah menjaga kelestarian lingkungan sekitar sehingga keberadaannya bisa tetap terlindungi meski berjalan berdampingan dengan jalannya sektor kepariwisataan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya