SOLOPOS.COM - Petugas sedang mendata seorang gelandangan yang ditemukan di Pasar Bunder, Sragen, beberapa waktu lalu. Sebagian besar gelandangan dan orang telantar di Sragen ternyata berasal dari luar daerah sehingga menyulitkan penanganan. (JIBI/SOLOPOS/Tri Rahayu)

Harianjogja.com, JOGJA- Pemerintah menyediakan anggaran membangun rumah senilai Rp30 juta bagi tiap kepala keluarga gelandangan dan pengemis (gepeng) yang menjadi sasaran program ‘Desaku Menanti’.

Menurut Kepala Dinas Sosial DIY Untung Sukaryadi, sebenarnya terdapat 85 KK yang saat ini berada di camp assessment, Sewon, Bantul, Jalan Parangtritis. Namun karena menyesuaikan kuota dari kementerian sosial, Dinas Sosial DIY harus menyeleksinya.

Promosi Pemimpin Negarawan yang Bikin Rakyat Tertawan

Penyeleksian di antaranya menyangkut niat untuk hidup secara normal, termasuk mengenai kesehatan jasmaninya. Mereka yang ternyata ditemukan mengidap suatu penyakit misalnya HIV/AIDS bakal diarahkan ke lembaga rehabilitasi.

“Sekarang sudah masuk pada proses pelatihan untuk 40KK, baru membangun, “ujar Untung sebelum rapat kerja dengan Komisi D DPRD DIY, Jumat(8/8/2014).

Dalam membangun rumah itu, ia menegaskan, gepeng diminta untuk saling bergotong royong dengan didampingi ahli bangunan, sementara anggaran senilai Rp30 juta itu diserahkan dalam bentuk bahan baku material. Gotong royong dimaksudkan agar sekaligus dapat melatih kemandirian gepeng.

Untung mengatakan rumah yang dibangun adalah tipe 36 dengan jumlah dua kamar. Lokasi lahannya berada di Gunungkidul dengan memanfaatkan Sultan Ground. Setiap KK setidaknya dijatah sampai 1 hektar, itu termasuk untuk pemanfaatkan lahan produktif. Meski begitu, ia merahasiakan lokasi persisnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya