SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/dok)

Harianjogja.com, BANTUL-Caleg yang mulai ramai-ramai memperkenalkan diri ke masyarakat dengan cara memasang foto di alat peraga reklame ternyata tidak selalu membayar cash (tunai) ke pihak percetakan. Di Bantul, ada beberapa caleg yang masih punya tanggungan belum bayar percetakan alat peraga.

Seorang karyawan percetakan di Bantul sebut saja namanya Adam mengaku sampai judeg menagih seorang caleg parpol peserta pemilu yang belum melunasi biaya produksi pembuatan reklame jenis banner. “Dulu baru bayar separuh. Dan kini masih diangsur setiap bulan. Tapi ya belum lunas,” ujar Adam kepada harianjogja.com, Senin (9/12/2013).

Promosi Primata, Permata Indonesia yang Terancam Hilang

Caleg semacam ini diakui cukup memberatkan tugas Adam yang semula hanya bertugas selaku marketing di perusahaan tempat bekerja, kini tambah merangkap penagihan. “Akhirnya ya saya yang ditugasi majikan nagih. Sampai risih tiap dua pekan sekali datang ke rumahnya,” tambah pemuda yang tinggal di Kecamatan Sewon itu.

Dari catatan yang ada di tangannya, seorang caleg masih punya tanggungan sekitar Rp3,5 juta setelah pesan sejumlah peraga kampanye seperti banner, kartu nama, dan spanduk ucapan Idulfitri beberapa bulan lalu. Sampai saat ini dua caleg berbeda partai tersebut belum lunas dan hanya bersedia nyicil setiap bulan.

Casleg ngutang reklame juga ditemukan di tempat percetakan di wilayah Banguntapan. Percetakan milik alumni akademi jurusan design grafis minta namanya tidak disebutkan mengaku mendapatkan dua caleg dari partai ternama yang belum beres dalam urusan pembayaran biaya produksi.

 

“Saya khawatir kalau dimasukkan koran malah tidak mau bayar. Jadi kami tidak bisa sebutkan namanya. Yang jelas orangnya masih punya itikad baik,” tambah pemilik percetakan yang sudah tiga tahun beroperasi di Banguntapan minta namanya dirahasiakan.

Menyikapi maraknya caleg narsis yang ternyata masih punya urusan dengan percetakan, mewakili pengurus DPC PKB Bantul Aslam Ridlo memastikan seluruh caleg PKB tidak punya tanggungan dengan percetakan mana saja. Pasalnya, PKB telah mewanti-wanti kepada seluruh caleg untuk tidak memaksakan diri memasang alat peraga baik spanduk maupun baliho jika tidak punya modal uang yang cukup.

“Atau paling tidak bisa patungan dengan caleg yang maju DPRD DIY atau Pusat agar biaya lebih ringan. Itu sudah kami wanti-wanti agar di kemudian hari tidak ada urusan yang memalukan,” tandas Aslam.

Menurut dia, jajaran pengurus PKB telah mewanti-wanti seluruh caleg agar reklame kampanye tidak dianggap utama, melainkan gerakan turun ke bawah. Ia juga mengaku paling tidak sreg apabila fotonya ikut nampang di jalan-jalan dengan isi pesan permintaan agar masyarakat mendukung.

“Saya termasuk caleg yang paling anti-memasang foto di baliho di jalan-jalan. Saya tidak percaya itu menjadi strategi yang efektif mendapatkan dukungan suara malah membuat pemandangan lingkungan setempat makin kumuh. Jadi kalau masyarakat menganggap pandangan jadi kumuh turunkan saja untuk terpal pemeliharaan lele,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya