SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

Harianjogja.com, KULONPROGO—Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo mewanti-wanti agar warga Kulonprogo tidak membiasakan budaya “wani piro” dalam masa-masa jelang Pemilu 2014 nanti.

Hasto khawatir kebiasaan tersebut akan semakin mengakar kuat sehingga melahirkan generasi yang serba materialistis.

Promosi Mudik: Traveling Massal sejak Era Majapahit, Ekonomi & Polusi Meningkat Tajam

Pernyataan orang nomor satu di Kota Binangun tersebut mengemuka setelah dalam beberapa kali kesempatan dia mendapati fakta mencengangkan akibat terbiasanya masyarakat menerima amplop suap dari calon legislator yang ingin melenggang ke kursi dewan.

Dia menyimpan cerita menggelitik dalam beberapa kali kesempatan mengunjungi agenda Pemkab di pelosok-pelosok Kulonprogo. Terakhir, Hasto dibuat tercengang saat menghadiri acara peletakan batu pertama pembangunan rumah susun di Desa Triharjo, Kecamatan Wates beberapa waktu lalu.

Di situ dia melihat sejumlah anak-anak datang dalam acara peresmian. Sebelumnya, anak-anak tersebut melambaikan tangan dan berebut menyalami bupati.

Hasto sempat merasa bangga saat itu karena dia ternyata cukup populer di kalangan anak-anak, tidak sebatas orang dewasa saja yang mengenalnya.

“Saya sangat senang melihat anak-anak itu melambaikan tagan kemudian berebut menyalami saya sambil berteriak Pak Bupati, Pak Bupati,” ujar Hasto menceritakan kisah itu dalam sebuah acara perayaan Natal Bersama, pekan lalu.

Betapa terkejut Hasto saat sudah selesai salaman dengan anak-anak itu. Dia sempat mendengar ungkapan kekecewaan dari sejumlah anak-anak tadi.

“Mereka bilang, loh kok ora diwenehi amplop yo,” papar Hasto menceritakan. Kebetulan saat itu memang dia tidak membagi-bagi uang untuk anak-anak itu. Kontan saja fakta itu membuat bupati tercengang dan mengelus dada.

Hasto menyebut hal tersebut sebagai imbas masyarakat telah terkontaminasi dengan budaya wani piro dalam setiap pesta demokrasi.

Sebagai sosok dokter spesialis opsgyn, Hasto menyebut janin yang ada dalam kandungan akan mewarisi sifat orangtuanya yang selalu memanfaatkan momen Pemilu untuk mencari amplop dari Caleg.

“Perilaku orangtua, terutama seorang ibu akan sangat berpengaruh pula bagi perilaku si anak kelak ketika sudah lahir. Jadi jangan diajari dengan hal-hal yang buruk,” pesannya.

Selasa (14/1/2014) lalu, Hasto kembali mengungkapkan keprihatinannya menyikapi merebaknya budaya materialistis dalam masyarakat setiap pesta demokrasi.

“Tahun politik bebaskan dari pengaruh demokrasi “wani piro”. Generasi harus dibentengi akhlaq dan mentalnya agar tidak rusak. Semua ini agar nanti jika menjadi pejabat jangan hanya pandai politik “tuku swara, ngeres dan nylekuthis” , imbuhnya saat memberikan pembinaan dalam Musda TKA-TPA yang digelar oleh Badko TKA-TPA Kabupaten Kulon Progo di Gedung Kaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya